Find Us On Social Media :

Covid-19 Varian Arcturus Punya Gejala Baru, Banyak Dialami Anak-anak

Mata lengket dan gatal gejala varian Arcturus yang baru dilaporkan.

GridHEALTH.id - Varian Arcturus atau XBB.1.16 disebut menjadi biang keladi dari melonjaknya kasus Covid-19 di India.

Varian ini juga terdeteksi di beberapa negara lain seperti Amerika Serikat dan Singapura, tetapi kasusnya di India menjadi sorotan.

Pasalnya dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, negara tersebut telah melaporkan kurang lebih 5.880 kasus baru varian Arcturus.

Pemerintah India pun juga telah melakukan pelatihan untuk memastikan rumah sakit siap menghadapi lonjakan kasus.

Tunjukkan Gejala Tak Biasa

Covid-19 XBB.1.16 masih turunan dari varian Covid-19 Omicron yang sempat memicu gelombang baru di beberapa negara pada akhir 2021 dan awal 2022.

Sebelumnya dilaporkan bahwa gejala varian Arcturus masih sama seperti varian Covid-19 yang sebelumnya.

Di antaranya demam tinggi yang disertai nyeri otot, gangguan saluran pernapasan seperti batuk, dan sakit kepala serta tenggorokan.

Mantan kepala Komite Imunisasi Akademi Pediatri India dan dokter anak, dr Vipin Vashishtha, mengatakan terlihat peningkatan kasus pada anak.

Dilansir dari Live Mint (13/4/2023), ia juga melaporkan bahwa ada gejala baru yang ditunjukkan oleh anak-anak yang terinfeksi.

Adapun gejala varian Arcturus yang tak biasa yakni mata gatal dan juga lengket.

Akibatnya, anak pun nampak seperti mengalami konjungtivitis alias mata merah tanpa ada belek.

Baca Juga: Kasus Pertama Covid-19 Sebabkan Kerusakan Otak Pada Bayi Baru Lahir

Para peneliti di Truhlsen Eye Institute di Nebraska Medicine juga mengatakan bahwa infeksi virus ini dapat menyebabkan konjungtivitis.

Gejalanya meliputi mata berair, kemerahan, bengkak, nyeri atau iritasi, gatal, dan keluar cairan.

Variannya Lebih Berbahaya?

Para ahli telah memberikan peringatan tentang XBB.1.16, mengatakan bahwa varian Arcturus ini mempunyai keunggulan pertumbuhan 140% dibanding XBB.1.5, sehingga lebih agresif.

Pekan lalu, Maria Van Kerkhove dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, virus ini belum menunjukkan lebih berbahaya setelah menyebar selama beberapa bulan.

Meski begitu, ia menekankan untuk tetap selalu waspada akan berbagai potensi yang mungkin terjadi.

"Salah satu hal yang sangat kami khawatirkan adalah potensi virus berubah, tidak hanya lebih menular tetapi juga lebih parah. Jadi kita harus tetap waspada," ujarnya.

Kasus Covid-19 di Indonesia Naik

Di Indonesia, juga nampak tren peningkatan kasus yang terlihat dari data periode 29 Maret - 4 April 2023.

Terjadi kenaikan kasus positif 45,74 persen dan kasus kematian juga mengalami peningkatan mencapai 44 persen.

Lonjakan kasus ini kemudian dihubungkan dengan varian Arcturus yang saat ini memang sedang diwaspadai oleh banyak pihak.

Namun, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa varian Covid-19 belum terdeteksi di Tanah Air.

Menurutnya, kenaikan kasus salah satunya dipicu oleh protokol kesehatan yang mulai diabaikan masyarakat serta testing hingga tracing yang menurun. (*)

Baca Juga: Apakah Benar Ada Manusia yang Kebal Terhadap Infeksi Covid-19?