GridHEALTH.id - Kabar kurang sedap datang dari penyanyi Isyana Sarasvati.
Melalui unggahan di media sosialnya, Isyana Sarasvati ungkap kesehatannya yang menurun beberapa akhir ini.
Dirinya bahkan sempat sering harus bolak-balik ke rumah sakit.
Isyana Sarasvati mengaku dirinya idap penyakit autoimun Systemic Lupus Erytematosus (SLE) atau lupus.
"Story time!! Mungkin byk yg bertanya2 aku kenapa, kaya bolak balik RS mulu beberapa waktu ke belakang. Intinya akhir taun lalu aku terdiagnosis autoimun, salah satunya SLE. Nah skrg Ig flare. Begitu. Hehe," tulis dalam akun Instagram @isyanasarasvati.
Pelantun "Lexicon" tersebut juga ungkap dirinya yang sudah dilakukan penanganan lebih lanjut oleh dokter.
"Sudah ditangani dengan sangat baik disini, feeling so so much better nowww. Semangaat! Yang belum paham autoimun SLE apa boleh ceki2 di internet aja yes," ujarnya.
Merasakan hal yang tidak diinginkan, Isyana beri pesan tersendiri untuk para pengikutnya agar tetap jaga kesehatan.
Bahkan, dirinya juga mengingatkan untuk segera beristirahat jika sudah merasakan kelelahan.
"TAPI SATU SIH DARI AKU. SEHAT ITU MUAA MUAA MUAAHAAAL GUYS! Please sayang sayang badan kalian," kata Isyana.
"Kalau emang sudah kecapean jangan diforsir, istirahat sejenak. Tidak apa-apa. Semangat buat kita semua, terima kasih doa-doa baiknya! Daaan pastinya minal minul ya guys sekalian, love you," tambahnya.
Baca Juga: Ashanty Masuk Rumah Sakit, Ini Dua Penyakit Berat yang Sempat Diidapnya
Mengenal Systemic Lupus Erytematosus (SLE)
Penyakit yang diidap oleh Isyana Sarasvati ini sebenarnya bukan kali pertama.
Sudah cukup banyak orang yang mengalami masalah kesehatan yang satu ini.
Seperti yang dilansir dari medscape, Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah salah satu gangguan autoimun.
Gangguan ini ditandai dengan antibodi terhadap antigen nuklir dan sitoplasma, peradangan multisistem, manifestasi klinis protean, dan perjalanan kambuh dan remisi.
Lebih dari 90% kasus SLE terjadi pada wanita, seringkali dimulai pada usia subur.
Secara umum, penyakit autoimun merupakan penyakit akibat gangguan sistem imun, tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antara “self ” dan “nonself ”.
Penyakit autoimun ditandai adanya produksi antibodi terhadap jaringan tubuh sendiri (autoantibodi) secara berlebihan, sehingga menyebabkan proses peradangan dan kerusakan jaringan.
Penyebab SLE belum diketahui dengan jelas.
Ini mungkin terkait dengan faktor-faktor berikut:
1. Genetik
2. Lingkungan
Baca Juga: Aneka Penyakit yang Diidap Ashanty, Pelajaran Berharga Pentingnya Merawat Kesehatan
3. Hormonal
4. Obat-obatan tertentu
Gejala Penyakit SLE
Orang dengan SLE mungkin mengalami berbagai gejala yang meliputi kelelahan, ruam kulit, demam, dan nyeri atau bengkak pada persendian.
Di antara beberapa orang dewasa, mengalami periode gejala SLE disebut flare dan dapat terjadi sangat sering, terkadang bahkan bertahun-tahun, dan hilang di lain waktu disebut remisi.
Namun, orang dewasa lain mungkin lebih sering mengalami serangan SLE sepanjang hidup mereka.
Gejala lain dapat mencakup kepekaan terhadap sinar matahari, sariawan, radang sendi, masalah paru-paru, masalah jantung, masalah ginjal, kejang, psikosis, dan kelainan sel darah dan imunologi.
Komplikasi Penyakit SLE
Melansir dari cdc.gov, SLE apat memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang pada kehidupan seseorang.
Diagnosis dini dan perawatan yang efektif dapat membantu mengurangi efek merusak dari SLE dan meningkatkan kesempatan untuk memiliki fungsi dan kualitas hidup yang lebih baik.
Akses yang buruk ke perawatan, keterlambatan diagnosis, pengobatan yang kurang efektif, dan ketidakpatuhan terhadap rejimen terapeutik dapat meningkatkan efek kerusakan SLE, menyebabkan lebih banyak komplikasi dan peningkatan risiko kematian.
SLE dapat membatasi fungsi fisik, mental, dan sosial seseorang.
Keterbatasan yang dialami oleh penderita SLE ini dapat berdampak pada kualitas hidup mereka, terutama jika mereka mengalami kelelahan.
Baca Juga: Alopecia Penyakit Autoimun yang Sebabkan Rambut Rontok Seperti Ini
Karena pengobatan SLE mungkin memerlukan penggunaan obat imunosupresif yang kuat, hal itu dapat menimbulkan efek samping yang serius.
Pasien wanita harus berhenti minum obat sebelum dan selama kehamilan untuk melindungi anak yang belum lahir dari bahaya.
Cara dokter merawat lupus dapat bergantung pada beberapa faktor, termasuk:
1. Gejala dan komplikasi yang dialami
2. Tingkat keparahan kasus
3. Umur
4. Jenis obat yang mungkin dikonsumsi
5. Kesehatan umum
6. Riwayat kesehatan
Lupus adalah kondisi (kronis) seumur hidup yang perlu dikelola secara teratur.
Tujuan pengobatan adalah, untuk membuat gejala menjadi remisi (tidak aktif) dan membatasi jumlah kerusakan yang diakibatkan penyakit pada organ.
Baca Juga: Mengenal Kembali Crohn's Disease, Penyakit Autoimun Radang Usus yang Fatal Bila Diabaikan