Find Us On Social Media :

Masyarakat Boleh Lepas Masker di Transportasi Umum, Tapi Ada Syaratnya

Masker tetap harus digunakan bila sedang tidak enak badan.

GridHEALTH.id - Menyikapi penyebaran virus Covid-19 yang semakin mereda, aturan yang mewajibkan untuk memakai masker telah dicabut.

Aturan baru tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor 1 Tahun 2023 Tentang Protokol Kesehatan Pada Masa Transisi Endemi Covid-19, yang dirilis pada Jumat (9/6/2023).

Dalam SE itu, masyarakat diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker saat melakukan perjalanan menggunakan transportasi umum atau berada di ruang publik.

Syarat yang Harus Diperhatikan

Meskipun saat ini sudah diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker di tempat umum, tapi ada beberapa hal yang juga tetap harus diperhatikan oleh masyarakat.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga mengatakan, vaksinasi Covid-19 tetap harus dilakukan.

"Pertama, tetap melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dengan booster kedua terutama bagi masyarakat rentan seperti lansia dan komorbid," kata Wiku dikutip dari Kompas (11/6/2023).

Selanjutnya, masyarakat yang merasa dirinya sedang tidak sehat atau beirisko Covid-19 juga dianjurkan untuk tetap menggunakan masker saat beraktivitas di lingkungan publik.

"Tetap menggunakan masker dengan baik apabila dalam keadaan tidak sehat atau berisiko penularan Covid-19," jelasnya.

Dalam SE itu juga dijelaskan, sebagai langkah pencegahan penyakit menular, membawa hand sanitizer atau mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir tetap dianjurkan.

Terutama setelah menyentuh benda-benda yang penggunaannya ditujukan untuk bersama-sama.

Jaga jarak atau social distancing juga tak kalah penting untuk diperhatikan, khususnya dalam keadaan tidak sehat dan berisiko tertular atau menularkan Covid-19.

Baca Juga: Status Kedaruratan Covid-19 Berakhir, Pandemi Selesai? Cek Faktanya

"Dianjurkan tetap menggunakan aplikasi SATUSEHAT untuk membantu kesehatan pribadi," tulis surat edaran tersebut.

Tanggapan Epidemiolog

Epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia, mengatakan bahwa kebijakan lepas masker saat ini memang memungkinkan.

Akan tetapi, perlu dipahami bahwa meski sudah menerima vaksin booster, risiko untuk terinfeksi subvarian Covid-19 masih memungkinkan terjadi.

Selain itu, ada sejumlah orang yang sudah terinfeksi beberapa kali dan menunjukkan penurunan kesehatan.

"Tetapi, di sisi lain, data menunjukkan, meski sudah divaskinasi booster, bisa terinfeksi subvarian anak keturunan Omicron ini yang semakin efektif menembus imunitas," ujar Dicky dikutip dari KompasTV (12/6/2023).

"Dan di sisi lain, orang yang berkali-kali terinfeksi Covid, itu berpotensi menurun kualitas kesehatan yang disebut long Covid ataupun ada dampak fatal lain, kasus stroke yang meningkat, serangan jantung, dan pembekuan organ paru atau dampak lain-lain," jelasnya.

Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah menjelaskan secara lebih lanjut tentang ancaman yang masih ada jika melepas masker.

Menjelaskan secara rinci terkait risiko tersebut, juga bertujuan untuk membangun kesadaran dan kewaspadaan.

Secara tersirat, Dicky juga memaparkan bahwa tidak ada salahnya terus menggunakan masker. Di mana penggunaannya bertindak sebagai upaya preventif untuk menangkal virus yang ada di udara.

"Ini yang tentu harus disampaikan kepada publik dengan komunikasi risiko yang efektif. Sehingga masyarakat terbangun kewaspadaan atau kesadaran untuk bisa mengukur, kapan bisa melepas masker," paparnya.

"Di sisi lain, kesempatan ini untuk membangun momentum, masker itu adalah alat yang murah dan efektif untuk segala macam ancaman di udara. Ini yang sebetulnya masih belum optimal dalam konteks, kita mengambil hikmah dari masa pandemi ini untuk menghadapi ancaman berikutnya yang masih ada, bahkan sudah ada di depan mata," pungkasnya. (*)

Baca Juga: Aktor Eeng Saptahadi Meninggal Dikabarkan Terpapar Covid-19, Waspadai Gejala Varian Terbarunya