Find Us On Social Media :

Cipto Pria Berbobot 200 Kg Meninggal Dunia, Sempat Sesak Napas dan Koma

Cipto mendapatkan penanganan intensif di RSCM sebelum meninggal dunia.

GridHEALTH.id - Obesitas memang menjadi masalah kesehatan serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus.

Dalam beberapa waktu terakhir, kasus pasien obesitas banyak bermunculan di tengah-tengah masyarakat.

Kali ini, kabar duka datang dari Cipto, seorang pria asal Tangerang yang mempunyai berat badan hingga 200 kilogram. Ia dikabarkan meninggal pada Rabu (19/7/2023).

Pria berusia 45 tahun tersebut, dievakuasi dari kediamannya pada (11/7/2023) lalu dan melibatkan sejumlah petugas Pemadam Kebakaran.

Saat itu, untuk bisa membawa Cipto, petugas damkar telah menyiapkan truk, kasur, tabung oksigen, dan juga troli.

Setelah proses evakuasi berhasil dilakukan, Cipto menjalani perawatan di RSUD Kota Tangerang pada 4 Juli 2023.

Lantaran peralatan medis yang kurang memadai, pria ini pun dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 11 Juli lalu.

"Kami rujuk ke RSCM, karena di RSCM punya peralatan yang lebih lengkap lagi dan perawatannya lebih efektif lagi di RSCM," kata Amir Ali Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Perawatan RSUD Kota Tangerang, dikutip Kompas (11/7/2023).

Kondisi Kesehatan Memburuk

Selama di RSCM, Cipto diketahui menjalani perawatan intensif. Kendati demikian, kondisinya tidak kunjung membaik.

Sang kakak, Ristanto mengatakan, saat menjalani perawatan tersebut, masalah kesehatan yang dialami oleh adiknya mulai diketahui.

Penyakit jantung hingga kesehatan paru-parunya yang tidak baik, baru diketahui saat melakukan perawatan.

Baca Juga: Kasus Obesitas Meningkat Signifikan, Berisiko Timbulkan 6 Penyakit Ini

"Semenjak dipindahkan ke RSCM kondisinya enggak membaik, jadi alatnya banyak, jadi ketahuan semua penyakitnya, ada (penyakit) jantung, paru-paru, ginjal," kata Ristanto dikutip dari KompasTV (19/7/2023).

Sebelum menghembuskan napas terakhir, Cipto sempat mengeluhkan sesak napas dan menghubungi Ristanto untuk datang ke rumah sakit.

"Yang parah itu semalam paru-paru, napas itu sesak. Sebelum magrib (Cipto) sadar sempat nelepon saya suruh ke sana (rumah sakit)," ujarnya.

Namun karena kondisinya yang darurat, Ristanto tidak bisa menemu adiknya secara langsung.

Sekitar pukul 24.00 WIB, ia baru dipanggil oleh dokter untuk dimintai persetujuan tindakan medis, karena Cipto mengeluarkan dahak disertai dahak.

"Minta persetujuan karena itu dahaknya keluar darah akhirnya dokter ambil tindakan bahwa mau dimasukkin selang yang ada kameranya, jadi mau mengetahui bahwa penyakitnya apa, karena airnya banyak banget di dalam paru-paru ini," ceritanya.

Akan tetapi, setelah dilakukan tindakan, kondisi Cipto malah semakin menurun.

Ristanto menjelaskan, tekanan darah adiknya yang tadinya berada di angka 100, anjlok ke 50.

Ristanto juga diperbolehkan untuk memasuki ruang rawat inap, tapi Cipto sudah dalam kondisi koma.

Pada pukul 03.00 WIB, Cipto mengembuskan napas terakhir dan dinyatakan meninggal dunia.

Jenazah Cipto dibawa keluarga ke kampung halaman di Tegal, Jawa Tengah, dan akan dimakamkan di sana. (*)

Baca Juga: Belajar dari Kasus Fajri, Pria Obesitas 300 Kg: Mengapa Obesitas Menyebabkan Risiko Kematian yang Tinggi