GridHEALTH.id - Menyusui merupakan momen yang penting untuk anak dan juga ibu.
Seperti yang diketahui, Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi yang utama bagi bayi, khusunya pada bulan-bulan awal kehidupannya.
Dengan memberikan ASI secara eksklusif, anak bisa mendapatkan berbagai manfaat seperti terbentuknya antibodi untuk melindunginya dari penyakit.
Tak hanya itu, ibu pun juga bisa merasakan manfaat menyusui, misalnya mempercepat bentuk tubuh kembali seperti sebelumnya hingga mengurangi risiko jenis kanker tertentu.
Akan tetapi, proses menyusui juga tidak selalu berjalan dengan mulus. Terkadang muncul beberapa gangguan yang memengaruhi keberhasilan menyusui.
Tantangan Ibu Menyusui
Konselor laktasi dan bidan Jamilatus Sadiyah S.Tr.Keb., mengatakan, selama menyusui ibu mungkin akan mengalami masalah yang beragam.
Masalah perlekatan atau latch on, salah satu yang paling sering dihadapi oleh ibu menyusui.
"Jadi yang datang ke konselor itu rata-rata keluhannya, latch on-nya kurang baik. Ibu biasanya ngerasain sakit atau putingnya lecet," ujarnya dalam acara memperingati Pekan ASI Sedunia yang diadakan Philips Avent, Kamis (3/8/2023).
Akibatnya, payudara ibu mengalami pembengkakan dan demam. Ini menimbulkan pikiran bahwa menyusui menyakitkan.
Tantangan menyusui yang kedua menurut Mila adalah kurangnya informasi. Sehingga, saat mendengar mitos-mitos tertentu atau ada masalah, tidak bisa mengatasinya.
Ibu yang kurang percaya diri, tanpa sadar juga akan memengaruhi proses "mengASIhi".
Baca Juga: Pentingnya ASI Eksklusif Selama 6 Bulan, Bermanfaat Bagi Anak dan Ibu
Bagi para ibu yang bekerja, tantangan menyusui yang kerap dihadapi adalah kekhawatiran tidak bisa memberikan ASI.
Tips Mengatasi Tantangan Menyusui
Bagi para orangtua, sangat disarankan untuk mempelajari informasi mengenai laktasi, yang terbagi dalam beberapa periode waktu.
Mulai dari 28 minggu kehamilan, 36 minggu usia kehamilan, hari pertama atau hari kedua pasca melahirkan, hari ketujuh setelah melahirkan, hari keempat, hingga hari ke-40.
"Jadi, belum tentu semua orang paham dengan info ini," kata Mila.
Kemudian, untuk mengatasi masalah yang mungkin terjadi saat menyusui, inisiasi dini menyusui (IDM) dengan meletakkan bayi di dada penting untuk dilakukan.
Ibu menyusui juga sangat disarankan memastikan tubuhnya tetap terhidrasi dan mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang.
"Serta perlu paham bahwa ASI itu dipengaruhi oleh dua hormon yaitu prolaktin dan oksitosin," jelasnya.
Hormon prolaktin adalah hormon yang mendorong produksi air susu ibu dan ini sangat bergantung pada seberapa sering bayi disusui.
"Jadi semakin bayinya disusui, ASI-nya juga semakin banyak. Begitu juga dengan working mom, semakin dimpumping 2-3 jam sekali, itu (ASI) terproduksi," tuturnya.
Sedangkan hormon oksitosin, memiliki peran untuk membuat sel alveoli kelenjar ASI berkontraksi, sehingga air susu bisa keluar.
"Kalau terganggu, biasanya ibunya stres, tidak percaya diri, sedih, merasa enggak nyaman, itu juga enggak keluar. Bayinya nyusu sih 2 jam sekali, tapi ibunya stres banget, itu juga memengaruhi. Jadi perlu support system dan management stres, supaya bisa membantu," pungkasnya. (*)
Baca Juga: Porsi Sayuran dalam MPASI Tidak Lebih Banyak dari Protein Hewani, Ini Penjelasan Dokter