GridHEALTH.id - Memperbaiki asupan gizi anak merupakan hal utama yang dilakukan dalam penanganan stunting.
Stunting seperti yang diketahui menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan seorang anak terhambat.
Alhasil, anak yang stunting mempunyai tinggi badan yang lebih rendah dari standar usianya. Kemampuan kognitifnya pun juga cenderung kurang baik.
Prevalensi anak stunting di Indonesia masih cukup tinggi, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka stunting sekitar 21.6%.
Kondisi ini disebabkan salah satu penyebabnya adalah kekurangan gizi kronik atau terjadi dalam jangka waktu yang lama.
Karena itu, perbaikan asupan gizi dilakukan untuk mengembalikan kondisinya, sekaligus menjaga kesehatan anak.
Pemberian Makanan Bergizi
Melansir Tribunnews, dr. Saptawati ahli gizi dari FKUI RSCM mengatakan, anak membutuhkan makanan yang mengandung protein dan asam amino.
Contohnya daging sapi. Selain protein, di dalamnya juga terkandung zat besi yang bagus untuk pembentukan sel darah merah.
"Daging hewan itu bagus sekali buat anak, paling bagus zat besinya itu kalau dapat dari daging merah gitu, nah kita usahakan sia nak makan dari daging merah, bisa di sup, bisa dibuat bola-bola daging," ujarnya.
Selain daging merah, ibu juga bisa memberikan sumber protein hewani lainnya yakni telur ayam.
Ini bisa dimulai dengan pemberian satu butir telur ayam per hari dalam makanan yang disantapnya.
Baca Juga: Masih Banyak yang Tidak Sadar, Begini Pentingnya Menyusui untuk Cegah Stunting
Untuk menghindari alergi, bisa coba berikan bagian kuningnya lebih dulu, kemudian bagian putih telur yang banyak mengandung protein.
"Sumber protein paling bagus sebenarnya telur, ada vitamin D-nya juga, kalsiumnya banyak," ujarnya.
Makanan laut seperti ikan pun, juga merupakan sumber protein hewani yang tak kalah baik untuk anak. Apalagi terdapat kandungan asam lemak omega-3 yang penting untuk jantung dan fungsi otak.
Mengutip situs Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), ikan juga mengandung vitamin dan mineral seperti vitamin D, vitamin B12, selenium, sampai yodium.
Akan tetapi, tidak semua jenis ikan aman dikonsumsi. Beberapa di antaranya tinggi merkuri dan zat polutan, sehingga perlu dihindari.
Adapun ikan yang baik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu ikan salmon, tuna, sarden, dan teri.
Karbohidrat dan lemak juga jangan sampai terlupakan dalam upaya penanganan stunting.
Karbohidrat menjadi sumber energi yang utama untuk anak, sedangkan lemak menunjang pertumbuhan otak anak stunting.
Dikutip dari CegahStunting, intervensi ini pada anak yang tidak mempunyai penyakit penyerta cukup ditangani dengan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk mengejar pertumbuhannya.
Akan tetapi jika mempunyai riwayat penyakit, maka dilakukan penanganan penyakitnya terlebih dahulu, baru dilanjutkan dengan PMT.
Anak stunting untuk memperbaiki kondisinya diperlukan asupan gizi yang tepat. Namun jika mempunyai penyakit penyerta, pengobatan perlu dilakukan agar gizinya terserap dengan baik dan energinya tidak habis hanya untuk pemulihan. (*)
Baca Juga: Benarkah Menu Murah Seperti Tempe Mampu Mencegah Stunting pada Anak?