"Kalau orang yang asma dan PPOK itu memudahkan mereka jadi kambuh, jadi makin sering keluhannya dan makin berat," sambungnya.
Sementara itu, paparan polusi udara jangka panjang dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen dalam jangka waktu lama, bisa mengakibatkan masalah kesehatan yang lebih serius dan fatal.
"Tubuh kekurangan oksigen yang berlarut-larut dalam jangka panjang, bisa mengakibatkan arahnya ke penyakit gangguan fungsi paru, stroke, bisa penyakit jantung koroner, hipertensi, itu efek jangka panjangnya," jelasnya.
Pakai Masker untuk Lindungi Diri
Menurut dokter Feni, salah satu cara termudah dan instan yang dilakukan adalah dengan menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
"Sekarang kita di kota besar, enggak mungkin enggak keluar rumah, sementara polusi enggak bisa dihilangkan begitu saja," ujarnya.
"Salah satu (perlindungan) menggunakan masker saat di luar ruangan," sambung dokter yang juga merupakan Staf Departemen Pulmonologi FKUI.
Jenis masker yang ideal untuk melindungi diri dari polusi udara adalah masker N95. Akan tetapi, pemakaiannya juga harus tepat, baru bisa memberikan perlindungan yang optimal.
"Cara pemakaiannya lebih rumit, karena masker N95 itu kalau bocor, kita gak mendapatkan perlindungan yang optimal. Tapi kalau dia dipakai bener dan gak bocor, itu juga gak nyaman buat penggunanya," jelasnya.
"Contoh waktu covid kan, semua tertutup membuat penggunanya gak nyaman. Antara ideal dan mampu laksana, kita harus berdamai di situ," sambungnya.
Meskipun idealnya adalah masker respirator, tapi tidak masalah jika menggunakan jenis lain karena ini lebih penting dibanding tidak memakai masker sama sekali. Selain masker, diingatkan juga bagi penyandang penyakit gangguan pernapasan kronik untuk menyiapkan obat-obatan pribadi.
"Sehingga kalo serangan muncul sudah siap dengan obat-obatan. Kalo pun ada perburukan gejala, harus segera berobat ke dokter terkait supaya gak berlarut-larut dan berakibat fatal sehingga harus dirawat di rumah sakit," pungkasnya. (*)
Baca Juga: Ibu Wajib Waspada, Polusi Udara Tingkatkan Risiko Gangguan Kognitif dan Stunting