Find Us On Social Media :

Pernikahan Dini Berisiko Bagi Kesehatan, Kapan Usia Ideal Menikah?

Perkawinan anak merugikan kesehatan ibu dan bayi.

GridHEALTH.id - Mengetahui usia ideal untuk menikah sangatlah penting, agar bisa mencegah perkawinan anak.

Perkawinan anak atau yang sering dikenal sebagai pernikahan dini, masih sering ditemui di tengah-tengah masyarakat.

Mengutip Kompas (28/8/2023), data Statistik Pemuda Indonesia ada 2,26 persen pemuda yang melakukan perkawinan di bawah usia 16 tahun pada 2022.

Sedangkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pemuda yang melangsungkan pernikahan pertama kali pada usia 16-18 tahun, ada sekitar 19,24%.

Fenomena tersebut bukanlah sesuatu yang dapat dibanggakan, karena dapat menyebabkan dampak yang merugikan bagi kesehatan ibu dan calon anak.

Berapa Usia Ideal untuk Menikah?

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), telah menentukan usia ideal bagi perempuan dan laki-laki untuk menikah.

Berdasarkan rekomendasi dari BKKBN, usia ideal bagi laki-laki untuk menikah minimal 25 tahun dan perempuan 21 tahun.

Rekomendasi usia ideal menikah yang dikeluarkan oleh BKKBN dibuat bukan tanpa alasan.

Pada usia 21 tahun, diketahui tubuh seorang perempuan sudah berhenti tumbuh dan dewasa. Hormon dalam tubuh pun juga sudah stabil, sehingga siap bereproduksi.

Kematangan emosi pada usia tersebut pun, juga sudah baik. Sehingga, bisa menciptakan keluarga yang berkualitas.

Sedangkan jika menikah dan hamil pada usia di bawah yang dianjurkan, menurut Dokter Spesialis Kandungan Kebidanan dr. Fita Maulina, Sp.OG, organ reproduksi wanita masih belum sempurna.

Baca Juga: Kasus Stunting di Indonesia Tinggi, Cari Tahu Apa Penyebabnya

Begitu pula dengan kondisi mentalnya yang belum siap, sehingga mungkin tidak dapat bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri maupun janin yang dikandung.

Akibatnya, berisiko timbul berbagai masalah kesehatan seperti kekurangan gizi yang dapat memicu stunting.

"Calon ibu yang belum siap mental dan fisiknya, belum tentu bisa memenuhi asupan nutrisi optimal pada periode emas 1.000 hari pertama kehidupan," kata dokter Fita kepada GridHEALTH, Kamis (31/8/2023).

"Sehingga, berisiko terjadi kegagalan tumbuh janin atau stunting," sambungnya.

Tak hanya stunting, ada juga beberapa gangguan kesehatan yang berisiko terjadi pada kehamilan di bawah usia 21 tahun.

Misalnya kelainan janin, keguguran, kelahiran prematur, hingga risiko preeklamsia pada ibu hamil atau tekanan darah tinggi.

Selain itu, pasangan yang menikah dengan usia yang masih sangat muda, secara finansial masih belum siap.

Ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan anak yang lahir dari pasangan perkawinan anak.

"Secara finansial juga belum siap. Sehingga jarang atau kesulitan meminum vitamin hamil selama kehamilan," ujarnya.

Ia melanjutkan, "Dan memberikan imunisasi lengkap pada bayi setelah lahir, sulit untuk memeriksakan diri dan janin selama kehamilan."

Perkawinan anak lebih banyak dampak buruknya bagi kesehatan fisik, mental, serta kondisi ekonomi keluarga dibandingkan efek positifnya. Sehingga, lebih baik dilakukan sesuai dengan usia ideal yang telah ditentukan. (*)

Baca Juga: Alasan Kuat Tidak Menunda Kehamilan Setelah Menikah, Kecuali....