GridHEALTH.id - Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan kesehatannya terganggu karena polusi udara.
Polusi udara bukan hanya masalah oleh masyarakat Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, 9 dari 10 orang menghirup udara yang tercemar dan diperkirakan 7 juta orang meninggal dunia akibat polusi udara.
Dampak polusi udara yang tinggi tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa, anak-anak pun dapat merasakan akibatnya.
Institute for Health Metrics and Evaluation pada 2019 memperkirakan, terdapat 28,14 kematian per 100.000 populasi anak yang berhubungan dengan paparan polutan di udara.
Prof. Dr. dr. Anang Endaryanto, SpA(K), MARS, peneliti studi 'The Notorious Triumvirate in Pediatric Health: Air Pollution, Respiratory Allergy, and Infection' menjelaskan alasan kenapa anak rentan terhadap polusi udara.
"Anak-anak lebih rentan terhadap polusi udara. Secara fisiologis, organ tubuh mereka seperti otak dan paru-paru masih dalam tahap pertumbuhan," kata profesor Anang dalam keterangannya, Rabu (13/9/2023).
"Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan akibat polusi udara," sambungnya.
Apalagi anak-anak yang menjalani aktivitas luar ruangan di lingkungan yang kurang bersih, akan lebih mudah terpapar.
Salah satu masalah kesehatan yang cukup sering ditemukan terjadi pada anak-anak adalah gangguan alergi dan infeksi pernapasan. Ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya.
"Meskipun pengaruh langsung polusi udara terhadap alergi pernapasan masih dalam penelitian, angka gangguan alergi pernapasan dan infeksi pada anak tetap tinggi di daerah dengan tingkat polusi yang tinggi," jelasnya.
Baca Juga: Tak Hanya Pernapasan, Ternyata Pendengaran Bisa Terganggu karena Polusi Udara, Ini Alasannya
Ia melanjutkan, "Hal ini disebabkan oleh polusi udara yang memicu peradangan yang memperburuk alergi pernapasan."
Dalam penelitian lain yang bertajuk 'The Impact of Air Pollution on Gut Microbiota and Children's Health: An Expert Consesus' menemukkan, polusi udara memengaruhi kesehatan anak melalui tiga jalur.
Di antaranya yakni jalur perkembangan saraf, kekebalan tubuh, dan juga kardiometabolik.
Ini disebabkan karena polutan udara yang tertelan menyebabkan ketidakseimbangan mikrobiota usus, sehingga memicu respons sistem imun yang menimbulkan reaksi alergi.
Selanjutnya, partikel polutan udara dapat memengaruhi sel epitel yang merupakan lapisan pelindung usus.
Pengaruh tersebut terjadi bisa secara langsung maupun setelah terserap oleh mikrobiota usus.
Kedua proses tersebut, pada akhirnya akan menyebabkan lapisan pelindung usus jadi melemah.
Sehingga, kuman bakteri dan polutan dari udara yang tidak bersih dapat menembus lebih dalam ke lapisan dinding usus.
Lantaran itu, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK., Medical & Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia sekaligus salah satu peneliti dalam studi ini, merekomendasikan orangtua menjaga kesehatan anak dengan memberikan makanan bernutrisi.
Terutama yang mengandung probiotik dan prebiotik, sehingga pencernaan anak sehat dan dapat mendukung daya tahan tubuhnya.
"Orangtua di Indonesia perlu lebih menyadari akan pentingnya melindungi kesehatan anak dari polusi udara dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat," pungkasnya. (*)
Baca Juga: Sehari-sehari Menghirup Polusi Udara, Tingkatkan Risiko Alergi Ini