Salah satunya adalah merokok, kebiasaan ini tanpa sadar ternyata dapat meningkatkan risiko seorang anak mengalami gagal tumbuh.
Merokok Memicu Stunting
Lebih lanjut, dokter Tan Shot Yen menjelaskan, risiko stunting pada anak dari orangtua yang merokok bukan perkara kandungan nikotinnya.
Melainkan paparan asap rokok secara terus-menerus, yang akan memengaruhi kesehatan seorang anak.
"Orang merokok mau pakai sigaret, cerutu, atau vape itu menghasilkan asap. Asap itu mengandung gas CO, gas karbon monoksida," ujarnya.
"Gas CO kalau diikat oleh sel darah merah, itu ikatannya 200 kali lipat lebih kuat daripada sel darah merah mengikat oksigen," sambungnya.
Alhasil, seorang bayi tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Apalagi jika kebiasaan merokok itu sudah dilakukan jauh sebelum kelahiran buah hati. Paparan asap yang terus-menerus, membuatnya berisiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
"Padahal bayi buat tumbuh, anak buat hidup, itu butuhnya oksigen. Jadi kebayang enggak, kalau punya suami ngerokok, istri melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR)," jelas dokter Tan Shot Yen.
Maka dari itu, disarankan untuk mencegah stunting pada anak, sebaiknya sebelum menikah calon orangtua melakukan konseling terlebih dahulu.
Sehingga, betul-betul paham apa yang terbaik untuk anak dan bukan malah mengutamakan keinginannya.
Pasalnya, apapun yang dilakukan oleh orangtua, misalnya kebiasaan sehari-hari, akan ditiru oleh anak dan berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya. (*)
Baca Juga: 5 Makanan Bergizi untuk Cegah Stunting, Gak Perlu Keluar Uang Banyak!