GridHEALTH.id - Stroke di masyarakat umumnya diketahui terjadi pada usia lanjut, tapi nyatanya usia muda seperti anak-anak pun juga berisiko mengalaminya.
Secara medis, stroke yang terjadi pada anak-anak dikenal juga sebagai pediatri stroke.
Stroke terjadi ketika aliran pembuluh darah tersumbat (iskemik) dan pecah pembuluh darah (hemoragik).
Melansir John Hopkins Medicine, kondisi ini masuk ke dalam peringkat 10 besar penyebab kematian pada anak-anak.
Selain itu, stroke pediatri juga bisa menjadi penyebab kecacatan neurologis, dengan risiko gangguan kognitif dan motorik permanen dalam jangka panjang.
Mengenali Gejala Stroke Anak
Peringati Hari Stroke Sedunia setiap 29 Oktober, penting bagi orangtua mengenali gejala stroke pada anak-anak.
1. Kelemahan atau mati rasa pada salah satu sisi tubuh
2. Mengalami gangguan bicara
3. Kesulitan menjaga keseimbangan atau berjalan
4. Gangguan penglihatan, misalnya pandangan ganda atau kehilangan kemampuan melihat
Baca Juga: Ciri Sakit Kepala Perlu Diwaspadai, Gejala Awal Stroke yang Tidak Boleh Disepelekan
5. Kelesuan atau kantuk mendadak
6. Kejang, terjadi pada satu sisi tubuh atau keduanya
Risiko dan Penanganan Stroke Anak
Melansir Children's Hospital of Philadelphia, stroke anak dialami sekitar 25 dari 100.000 bayi baru lahir dari 12 dari 100.000 anak usia di bawah 18 tahun.
Selain bayi baru lahir, stroke juga berisiko dialami oleh anak dengan kondisi berikut:
• Anak-anak yang mengalami anemia sel sabit, gangguan kekebalan tubuh, atau masalah pembekuan darah.
• Anak yang tadinya sehat, tapi didapati mengidap penyakit seperti penyempitan pembuluh darah.
Gejala stroke yang telah disebutkan di atas, kerap kali terlewatkan atau salah diagnosis dengan penyakit lain seperti migrain, epilepsi, atau infeksi virus.
Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging) atau CT scan.
Bila didapati anak mengidap stroke dan masih tahap awal, maka dilakukan pengobatan untuk mendukung aliran darah ke otak.
Seperti pemberian obat pengencer darah dan vitamin khusus atau penggunaan kateter untuk menghilangkan gumpalan besar di pembuluh darah, agar aliran darah ke otak pulih.
Untuk jenis stroke tertentu, pengobatan stroke anak membutuhkan operasi untuk menghilangkan potongan tulang, terutama saat terjadi pembengkakan parah di otak. (*)
Baca Juga: Kurangi Risiko Stroke, Dokter Sarankan Rutin Tensi Mandiri di Rumah