Find Us On Social Media :

Waspada Cacar Monyet Tak Hanya Menular dari Kontak Seksual, Bisa Lewat Droplet

Cara penularan cacar monyet antar manusia.

GridHEALTH.id - Kasus cacar monyet yang dilaporkan beberapa waktu yang lalu, umumnya dialami oleh laki-laki.

Tak hanya itu, penularan juga dilaporkan paling banyak terjadi melalui kontak seksual.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama.

"Semua tertular dari kontak seksual. Itu semua laki-laki usia 25 sampai 50 tahun," ujarnya, dikutip dari Kompas (2/11/2023).

Namun perlu diketahui, penularan cacar monyet, tidak hanya bisa terjadi melalui kontak seksual saja.

Jalan Penularan Cacar Monyet

Perlu tahu, cacar monyet merupakan penyakit endemik yang berasal dari wilayah Afrika.

Akan tetapi, pada 2022 kasusnya ditemukan di negara-negara luar benua Afrika seperti Inggirs dan Amerika. Membuat WHO menetapkannya sebagai darurat kesehatan global.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Penyakit Tropik Infkesi, dr. Hadianti Adlani, Sp.P.D, Subsp.P.T.I, mengatakan penyakit ini disebabkan oleh virus golongan orthopox virus, yakni Human Monkeypox.

"Penyakit cacar monyet disebabkan oleh sejenis virus golongan orthopox virus, yaitu virus Human Monkeypox yang dibawa oleh tikus Afrika (sebagai penyebab terbesar penyebaran virus ini), serta hewan pengerat, hewan liar lainnya, atau hewan primata (kera)," kata dokter Hadianti kepada GridHEALTH (26/10/2023).

Meskipun saat ini kasusnya lebih banyak ditemukan pada laki-laki dewasa, tapi sebenarnya semua kelompok usia dan jenis kelamin, termasuk anak-anak, dapat terinfeksi.

Lebih lanjut, dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah-Bintaro Jaya ini, menjelaskan bagaimana penularan cacar monyet bisa terjadi.

Baca Juga: Total Kasus Cacar Monyet di Jakarta Jadi 9, Bagaimana Cara Bedakan dengan Cacar Lain?

Penularan dari manusia ke manusia tidak terbatas hanya melalui hubungan intim saja.

"Penularan antar manusia sangat mungkin, tetapi jarang terjadi. Penularan terjadi akibat kontak jarak dengan sekresi saluran pernapasan (droplet), darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa yang mengandung virus dari penderita cacar monyet," jelasnya.

Ketika muncul gejala seperti ruam hingga pembengkakan kelenjar getah bening, pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis pasti.

Pemeriksaan tersebut meliputi uji Polymerase Chain Reaction (PCR) pada spesimen swab tonsilar, swab nasofaringeal, cairan lesi, dan serum.

Pengobatan Cacar Monyet

Jika terdiagnosis terinfeksi, maka pasien perlu mendapatkan perawatan di ruangan isolasi khusus yang bertekanan negatif.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan cacar monyet dari manusia ke manusia.

Selanjutnya, dilakukan perawatan dan terapi bersifat simtomatis dan suportif, hingga kondisinya membaik atau daya tularnya menghilang.

Perawatan di rumah sakit diperlukan, selain untuk mencegah penularan, juga agar bisa menekan risiko komplikasi.

"Seperti infeksi bakteri sekunder, gangguan pernapasan seperti pneumonias; sepsis, dan gangguan pada mata berupa penurunan penglihatan; bahkan kebutaan," ungkapnya.

Update terakhir (2/11/2023), kasus cacar monyet di Indonesia yang sudah dilaporkan ada 30 kasus.

Di mana 1 kasus dari tahun 2022, sementara 29 kasus lainnya baru dilaporkan pada pertengan Oktober lalu, yang berasal dari provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. (*)

Baca Juga: Kemenkes Ungkap Temukan Kasus Cacar Monyet di Luar Jakarta, Ketahui Cara Mencegahnya