Find Us On Social Media :

Pasien Cacar Monyet di Indonesia Meninggal Dunia, Penyebabnya Kondisi Komorbid Parah

Ilustrasi cacar monyet. Pasien cacar monyet di Indonesia meninggal dunia.

GridHEALTH.id - Cacar monyet (Mpox), penyakit asli Afrika, pada tahun 2022 mulai menyebar ke negara-negara di luar wilayah tersebut, termasuk Inggris dan Amerika, sehingga WHO menetapkannya sebagai keadaan darurat kesehatan global.

Walaupun kasusnya saat ini lebih umum pada laki-laki dewasa, sebenarnya semua kelompok usia dan jenis kelamin, termasuk anak-anak, berpotensi terinfeksi.

Apabila seseorang terdiagnosis terinfeksi, perawatan harus dilakukan di ruangan isolasi khusus untuk mencegah penularan cacar monyet dari manusia ke manusia.

Selanjutnya, pasien akan menerima perawatan dan terapi simtomatis serta dukungan hingga kondisi kesehatannya membaik atau daya penularan cacar monyet menghilang.

Kasus pasien cacar monyet meninggal di Indonesia

Dalam kasus cacar monyet di Indonesia, seorang pasien yang terinfeksi Mpox meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif selama dua minggu di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Pemberitahuan ini datang dari Dr. dr. Lie Khie Chen, Sp.PD-KPTI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSCM pada Kamis (23/11).

Dr. Lie Khie Chen menjelaskan bahwa terjadi satu kasus kematian di RSCM, namun bukan disebabkan oleh Mpox, melainkan oleh penyebab lain yang sangat kompleks.

Ketika dirujuk ke RSCM, pasien tersebut sudah dalam kondisi komorbid yang parah, dan selama perawatan di rumah sakit, pasien mengalami komplikasi serius yang memerlukan operasi di RSCM. Pasien ini mengalami sumbatan usus kecil dan juga terinfeksi HIV dengan tingkat CD4 yang sangat rendah (CD4=6).

Menurut informasi yang dikeluarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI, sebelumnya pasien telah menjalani perawatan di RSPI Sulianti Saroso dan fasilitas kesehatan lainnya selama kurang lebih 3-4 minggu sebelum dirujuk ke RSCM. Pasien ini mengalami masalah pencernaan dengan sumbatan usus yang memerlukan operasi di RSCM.

Setelah operasi, kondisi pasien awalnya stabil, tetapi karena adanya komorbiditas dan juga lesi yang cukup banyak dan berat, terjadi komplikasi setelah 2 minggu perawatan di bagian paru-paru, dan akhirnya pasien tidak dapat diselamatkan menurut penjelasan dr. Lie Khie Chen.

Meskipun terdapat kasus kematian pada pasien Mpox, ini tidak secara otomatis meningkatkan tingkat fatalitas kasus Mpox secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kondisi setiap pasien dan keberadaan penyakit penyerta yang beragam.

Baca Juga: Menular Melalui Kontak Erat, Ini 5 Gejala Cacar Monyet yang Banyak Terjadi

Dalam rilis Kemenkes disebutkan hingga tanggal 22 November 2023, tercatat 57 kasus pasien yang terkonfirmasi mengidap Mpox di Indonesia sejak pertama kali dilaporkan.

Sebagian besar kasus Mpox terjadi di DKI Jakarta, yaitu sebanyak 42 pasien, diikuti oleh Banten dengan 6 kasus, Jawa Barat dengan 6 kasus, Jawa Timur dengan 2 kasus, dan Kepulauan Riau dengan 1 kasus.

Kementerian Kesehatan telah mengimplementasikan serangkaian tindakan penanggulangan untuk kasus Mpox.

Langkah-langkah ini mencakup kegiatan surveilans guna mendeteksi kasus aktif dan penyelidikan epidemiologi, penanganan terapeutik dengan memberikan terapi sesuai dengan gejala yang muncul, serta persiapan logistik antivirus.

Selain itu, upaya disosialisasikan kepada tenaga kesehatan dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap Mpox.

Selanjutnya, Kementerian Kesehatan juga melakukan vaksinasi pada kelompok yang rentan terhadap penularan Mpox.

Termasuk mereka yang merupakan kontak erat dengan pasien Mpox dan Orang Dengan HIV (ODHIV). Proses vaksinasi dimulai dengan dosis pertama pada tanggal 23 Oktober 2023.

Baca Juga: Kasusnya Banyak Ditemukan pada Laki-laki, Bisakah Cacar Monyet Dialami Wanita?