Banyak masyarakat yang mengalami batuk atau pilek, yang merupakan salah satu gejala COVID-19, tapi tidak periksa.
Selain itu, peningkatan kasus juga berhubungan dengan ditemukannya varian COVID-19 yang baru.
Ia menjelaskan, ada tiga varian COVID-19 yang mendominasi kasus infeksi di Indonesia.
Salah satunya adalah varian Omicron XBB 1.5, yang memang sudah terdeteksi sebelumnya di Tanah Air.
Selain itu varian XBB, saat ini sudah terdeteksi keberadaan subvarian yakni EG. 2 dan EG. 5.
Nadia lebih lanjut menjelaskan, situasia saat ini juga berkaitan dengan peningkatan kewaspadaan terhadap pneumonia.
"Kemarin kita mengeluarkan surat kewaspadaan terkait pneumonia, kalau batuk, demam, datang ke fasyankes," kata Nadia kepada GridHEALTH, Kamis (7/12/2023).
"Kemudian karena gejalanya sama dengan Covid-19, otomatis banyak orang yang diperiksa juga (sehingga ketahuan positif COVID-19)," sambungnya.
Meski terjadi peningkatan, Kemenkes mengonfirmasi bahwa tingkat keparahan cukup ringan, tidak seperti masa pandemi.
Ia mengatakan, kematian yang terjadi disebabkan oleh komorbid yang dialami pasien, bukan karena infeksi COVID-19.
Diingatkan, bagi masyarakat yang memiliki gejala seperti batuk, pilek, dan demam untuk melakukan tes COVID-19 dan melaksanakan protokol kesehatan, serta vaksinasi. (*)
Baca Juga: Covid-19 Naik Lagi, Dinkes DKI Temukan 271 Kasus Positif Baru dalam Sepekan