2. Berat badan naik
Mengonsumsinya secara berlebihan, membuat telur yang tadinya berguna untuk menjaga berat badan yang sehat, justru menimbulkan efek sebaliknya.
Risiko ini semakin besar, terutama jika dibarengi dengan cara mengolah yang kurang tepat. Misalnya saja digoreng dengan minyak berlebih atau disajikan bersama dengan saus tinggi lemak.
Cara masak seperti itu, berpotensi membuat tubuh menerima asupan kalori yang melebihi kebutuhan harian dan itu dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
3. Keberagaman pangan berkurang
Meskipun telur kaya nutrisi, mengandalkan satu jenis makanan saja untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tidak sehat.
Penting untuk memiliki pola makan yang seimbang dengan berbagai jenis makanan.
4. Ketidakseimbangan hormon
Bahaya makan telur kebanyakan juga dapat mengganggu keseimbangan hormon, apalagi jika yang dimakan telur ayam non organik.
Karena tak jarang, para peternak ayam petelur memberikan hormon tambahan pada unggas mereka dan bisa terbawa pada kandungan telur.
Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan rambut rontok, berat badan naik, dan pada wanita memicu menstruasi tidak teratur.
5. Risiko diabetes
Dilansir dari Eat This, sebuah studi yang terbit di jurnal Diabetes Care, menemukan orang yang makan tujuh butir telur per minggu punya risiko lebih tinggi mengembangkan diabetes tipe 2.
Akan tetapi, penelitian lain menemukan hasil sebaliknya. Makan telur dapat memperbaiki kadar gula darah dan sensitivitas insulin pada prediabetes dan diabetes tipe 2.
Ingat, jumlah telur ayam yang aman dikonsumsi adalah tujuh butir selama seminggu. Meski bermanfaat, sebaiknya tidak melebihi rekomendasi tersebut. (*)
Baca Juga: Ampuh Turunkan Berat Badan, Ternyata Diet Telur Menyimpan Bahaya Kesehatan Ini