GridHEALTH.id - Kasus polio kembali muncul di Indonesia, dialami oleh tiga orang anak asal Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Adanya kasus baru ini, menimbulkan sejumlah pertanyaan, salah satunya apa yang menjadi penyebab penyakit ini?
Terlebih karena Indonesia sudah mendapatkan Sertifikat Bebas Polio pada 2014 yang lalu, bersama negara-negara anggota WHO di South East Asia Region (SEAR).
Lantas, apa yang menyebabkan muncul lagi kasus baru polio di Indonesia?
Sebagai informasi, polio merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh poliovirus yang dapat menyerang sistem saraf.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan beberapa faktor yang berpotensi jadi penyebab polio.
Pertama, yakni cakupan imunisasi polio yang rendah, terutama selama masa pandemi COVID-19 lalu.
Kedua, tidak hanya masalah cakupan imunisasi yang rendah, tapi juga kondisi lingkungan tempat tinggal.
"Apakah ini penyebabnya karena cakupan rendah atau ada sebab lain, karena memang dari tiga kasus (baru) ini ada satu yang hampir lengkap (imunisasinya)," kata Maxi dalam konferensi pers dikutip dari kanal YouTube Kemenkes (12/1/2024).
"Yang pertama saya sampaikan, bukan cuma cakupan (imunisasi), tapi juga lingkungan," katanya.
Apabila kebersihan lingkungan masih belum terjaga, misalnya banyak yang buang air besar sembarangan (BAB), air yang digunakan berpotensi tercemar virus.
Baca Juga: Gizi Lengkap Keluarga Sehat: Lengkapi Imunisasi, Hindari Malnutrisi
Kemudian, air yang sudah tercemar tersebut digunakan untuk tempat bermain atau bahkan sumber air minum. Penyakit polio pun berisiko tinggi terjadi.
"Kalau lingkungan bersih dan cakupan (imunisasi) tinggi, virus itu sekalipun ada di sekitar, saya kira itu akan tetap aman (tidak memicu infeksi)," jelasnya.
Ia melanjutkan, "Tapi kalau, virusnya ada kemudian cakupan rendah, lingkungan di situ tidak baik, sangat berpotensi besar virus itu berkembang."
Lebih lanjut, untuk mempelajari kasus polio yang muncul belakangan ini, pihaknya sudah menurunkan tim kesehatan lingkungan untuk meneliti sample air.
"Makanya, setiap ada kasus polio, bukan cuma kita periksa ke orangnya, tapi juga lingkungannya. Teman-teman kesehatan lingkungan sudah turun, sumber airnya mereka ambil samplenya, itu semua diperiksa," jelas Maxi.
Maka untuk mencegahnya, pastikan anak sudah mendapatkan imunisasi polio lengkap. Jadwal dan dosis yang direkomendasikan sebagai berikut:
1. Polio tetes (OPV) diberikan usia 1, 2, dan 3 bulan
2. Kombinasi vaksin polio suntik (IPV) dan tetes di usia 4 bulan
3. Vaksin polio suntik dosis kedua saat berusia 9 bulan
Kombinasi imunisasi polio tetes dan suntik diberikan untuk mengoptimalkan pembentukan kekebalan terhadap virus polio.
Selain itu, Kemenkes juga meminta masyarakat untuk tidak BAB sembarangan, karena virus polio dapat bertahan hidup di air maupun tanah selama beberapa waktu. (*)
Baca Juga: Kasus Polio Kembali Ditemukan, Pakar Sarankan 3 Hal Ini untuk Lindungi Anak dari Infeksi