Find Us On Social Media :

Kemenkes Temukan Lebih dari 800 Ribu Kasus TBC di Indonesia, Ini Penyebabnya

Penyebab kenaikan kasus TBC dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Batuk Bisa Jadi Gejala Awal Kanker Paru, Ciri-ciri Seperti Apa yang Perlu Diwaspadai?

Tak hanya itu, laboratorium atau fasilitas kesehatan saat ini bisa melaporkan secara langsung, sehingga data dan penemuan kasus menjadi lebih baik.

"Hasilnya, dari 60% kasus yang tadinya tidak temukan, saat ini hanya 32% kasus yang belum ditemukan," katanya.

"Oleh karena itu, laporan atau notifikasi kasus juga menjadi lebih baik karena menemukan lebih banyak sesuai angka perkiraan yang diberikan WHO," sambungnya.

Lebih lanjut, dokter Imran mengatakan peningkatan kasus juga berarti ada lebih banyak orang dengan TBC yang dapat dideteksi dan diobati.

"Kenaikan insiden TBC di Indonesia pada tahun 2020 dan 2021 sekitar 14,9 persen per tahun, sementara di tahun 2021 dan 2022, peningkatan insiden mencapai 42,3 persen per tahun," jelasnya.

Meski terjadi peningkatan dari data tahun lalu, diperkirakan kasusnya tahun 2024 ini justru akan mengalami penurunan.

Ia mengimbau masyarakat untuk disiplin menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Selain itu, sebaiknya menghindari kontak dengan orang yang mengidap TBC dan menjaga daya tahan tubuh dengan pola makan seimbang serta olahraga.

Bagi masyarakat yang berisiko tinggi, diharapkan bisa melakukan vaksinasi BCG dan menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala.

"TBC tetap menjadi tantangan global dalam dunia kesehatan. Dengan meningkatkan kesadaran, akses ke perawatan, dan langkah-langkah pencegahan, kita dapat bersama-sama mengatasi penyebaran penyakit ini dan melindungi kesehatan masyarakat," ucapnya. (*)

Baca Juga: Tak Hanya Pernapasan, Ternyata Pendengaran Bisa Terganggu karena Polusi Udara, Ini Alasannya