Hal serupa juga bisa terjadi di dekat pelipis, sehingga membuat garis rambut menjadi mundur.
Rambut rontok karena genetik ini, biasanya dialami pria ketika berusia 30 tahun. Namun, pada masa akhir remaja atau awal usia 20-an beberapa juga sudah mengalaminya.
Selain karena genetik, rambut rontok pada pria mungkin juga berkaitan dengan pola makan dan asupan nutrisinya.
"Kalau misalnya (kekurangan) nutrisi itu juga berpengaruh, misalnya ada orang yang diet tertentu enggak makan protein atau protein tertentu dihindari. Itu berpengaruh, karena penyusun rambut kan protein," ujarnya.
Tubuh yang kekurangan zat gizi tertentu, seperti vitamin D, juga diketahui dapat memicu terjadinya kerontokan.
Pasalnya, vitamin D dalam tubuh berperan untuk membentuk folikel baru, yakni pori-pori kecil di kulit kepala tempat rambut baru tumbuh.
"Enggak pernah kena matahari (kekurangan) vitamin D, itu rambutnya gampang rontok," katanya.
Untuk mencegah rambut rontok, dokter Endi menyarankan untuk memperbaiki asupan nutrisi harian.
Bisa dengan mengonsumsi protein hewani seperti daging merah, ikan, dan yang lainnya.
Begitu juga dengan pria vegetarian, bisa mengonsumsi protein nabati seperti tahu dan tempe.
Zat gizi lain, seperti zinc atau selenium, bila kadarnya kurang dalam tubuh juga boleh dilengkapi.
Rambut rontok juga menjadi masalah bagi pria dan dapat menurunkan percaya diri. Namun, sebenarnya bisa dicegah dengan memperbaiki asupan nutrisi sehari-hari. (*)
Baca Juga: Simak Tips Jitu Mengatasi Rambut Rontok dengan Bahan Alami