Find Us On Social Media :

Hari Tuberkulosis Sedunia, Inilah Penyebab dan Cara Menyembuhkannya

Penyebab TBC adalah bakteri yang menyebar di udara.

GridHEALTH.id - Tuberkulosis atau TBC, merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

Selain menyerang paru-paru, bakteri Mycrobacterium tuberculosis, juga dapat berdampak pada organ lain seperti ginjal, tulang belakang, hingga otak.

Pada 24 Maret kemarin, diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia dengan tema 'Yes! We can end TB!'. 

Penyebab TBC

Diketahui, penyebab utama dari penyakit ini adalah bakteri Mycrobacterium tuberculosis. 

Bakteri tersebut, dapat menyebar dengan mudah melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, menyanyi, atau tertawa.

Melansir Cedars Sinai, banyak orang yang terinfeksi oleh bakteri tersebut, tapi tidak pernah menderita TBC aktif. Rata-rata mengembangkan TB laten atau tidak aktif.

Namun, ada juga yang akhirnya jatuh sakit setelah terpapar bakteri dalam hitungan bulan atau bahkan tahun.

Saat sakit, gejala TBC yang ditimbulkan bisa berbeda dari satu orang dengan yang lainnya. 

Keluhan paling sering di antaranya batuk berkepanjangan selama berminggu-minggu, nyeri dada, kelelahan, hilang nafsu makan, berat badan turun, dan demam.

Gejala lainnya yakni batuk darah, keringat berlebih pada malam hari, sesak napas, dan nyeri punggung.

Jika tidak ditangani, TBC dapat menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru, serta organ lain yang terdampak.

Baca Juga: Penanganan Tuberkulosis di Indonesia, Adakah Pembelajaran dari Penanganan Covid-19?

Tak sampai di situ, TBC yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini masih menjadi salah satu penyebab kematian utama akibat penyakit menular.

Cara Penyembuhan TBC

Melansir American Lung Association, saat terpapar tapi tidak sakit, pengobatan dilakukan untuk membunuh bakteri yang berisiko aktif. 

Biasanya menggunakan antibiotik, yang diminum secara rutin dalam kurun waktu 6 hingga 9 bulan.

Sementara pada TB aktif, pengobatan dilakukan dengan kombinasi obat antibakteri yang diminum 6-12 bulan.

Beberapa minggua setelah melakukan pengobatan, kondisi mungkin akan terlihat membaik, tapi jangan berhenti mengonsumsi obat.

Obat-obatan yang sudah diresepkan tetap harus diminum. Pengobatan yang berhenti sebelum waktunya, akan membuat seseorang sakit lagi dan lebih sulit disembuhkan.

Tidak menyelesaikan pengobatan juga dapat menyebabkan terjadinya TB resistensi obat.

Agar pengobatan lebih mudah dilakukan, ada beberapa tips yang bisa dilakukan. Misalnya, minum obat di waktu yang sama setiap harinya.

Tandai kalender setiap kali selesai minum obat atau mintalah orang terdekat untuk check-in setiap hari, untuk memastikan telah minum obat. 

Jangan lupa juga untuk selalu memeriksakan kondisi kesehatan, untuk memastikan pengobatan bekerja.

Bila ada keluhan efek samping, seperti sakit perut atau kulit gatal, segera konsultasikan dengan dokter. (*)

Baca Juga: Kemenkes Temukan Lebih dari 800 Ribu Kasus TBC di Indonesia, Ini Penyebabnya