GridHEALTH.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat adanya kenaikan kasus TBC di Indonesia.
Pada 2023, dilaporkan ada sekitar 809.000 kasus tuberkulosis (TBC). Terjadi kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana pada 2022 ada lebih dari 724.000 kasus.
Berdasarkan Global TB Report pada 2022, penyakit TBC di Indonesia menempati posisi kedua di dunia setelah India.
Diketahui, di Tanah Air rata-rata terjadi pada kelompok usia produktif, mulai dari 45 hingga 54 tahun.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Imran Pambudi mengimbau, masyarakat terutama yang berisiko tinggi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
"TBC tetap menjadi tantangan global dalam dunia kesehatan. Dengan meningkatkan kesadaran, akses ke perawatan, dan langkah-langkah pencegahan, kita dapat bersama-sama mengatasi penyebaran penyakit ini dan melindungi kesehatan masyarakat," ujarnya.
Dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan Dr. dr. Fathiyah Isbaniah, Sp P(K), menjelaskan tuberkulosis adalah penyaki infeksi menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penularan terjadi lewat udara dan cepat. Orang dengan penyakit TBC aktif, dapat melepaskan droplet yang membawa bakteri ke udara.
Hal ini, bisa terjadi saat sedang berbicara, bernyanyi, bersin, tertawa, atau batuk. Seseorang bisa tertular setelah menghirup droplet tersebut.
Lebih lanjut, dokter Fathiyah menjelaskan tuberkulosis dapat menyerang paru dan bagian tubuh lain.
"Kalau gejala yang (menyerang) parunya biasanya batuk lebih dari 2 minggu. Umumnya berdahak berwarna kehijauan, kekuningan," katanya saat dihubungi GridHEALTH, Rabu (31/1/2024).
Baca Juga: Kemenkes Temukan Lebih dari 800 Ribu Kasus TBC di Indonesia, Ini Penyebabnya
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar