Find Us On Social Media :

Dampak Perubahan Iklim Bagi Kesehatan, Bagaiman Blue Carbon Bisa Menurunkan Risikonya

Hutan mangrove adalah salah satu ekosistem blue carbon.

Pengaruh Perubahan Iklim Bagi Kesehatan

Setelah mengetahui peran blue carbon dalam menanggulangi perubahan iklim, selanjutnya cari tahu apa dampaknya bagi kesehatan bila hal tersebut tidak dikendalikan.

Melansir situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pemanasan global yang terjadi secara cepat dapat meningkatkan kejadian penyakit.

Mulai dari yang ditularkan melalui vektor (vector-borne disease), melalui air (water-borne disease), maupun melalui makanan (foodborne disease).

Vektor merupakan hewan yang menularkan agen penyakit, salah satu contohnya adalah nyamuk. Perubahan iklim dapat mempengaruhi siklus hidup nyamuk dan intensitas hisapannya.

Jenis nyamuk yang dapat terpengaruh yakni Anopheles gambiae, A. funestus, A. darlingi, Culex quinquefasciatus, dan Aedes aegypti.

Nyamuk Culex quinquefasciatus dapat menyebabkan penyakit kaki gajah, sedangkan Aedes aegypti menjadi agen penyebab demam berdarah dengue (DBD).

Perubahan iklim yang terjadi secara global dapat meningkatkan infeksi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk karena menyebabkan peningkatan jumlah nyamuk.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mendukung blue carbon, sehingga bisa memberikan pengaruh positif terhadap perubahan iklim beragam.

Misalnya konservasi ekosistem laut, agar kapasitasnya terjaga dalam menyimpan karbon.

Dari sektor pertanian, perikanan, dan pembangunan yang berkelanjutan juga dapat membantu mengurangi tekanan terhadap ekosistem karbon biru.

Perubahan iklim tak dapat diabaikan, dampaknya besar bagi kehidupan manusia, termasuk terhadap kesehatan. (*)

Baca Juga: Perubahan Iklim di Indonesia 2023 Diprediksi Ekstrim, Ada Risiko Kesehatan Manusia yang Terancam