Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya keterbukaan untuk mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dari sumber-sumber yang terpercaya, seperti dokter dan bukan media sosial.
Sering mengedukasi diri tentang hal ini, juga dapat membantu menambah pengetahuan bagi yang lain, khususnya anak perempuan di masa pubertas.
Berkaca dari data dan cerita di lingkungannya, membuat Sastya meluncurkan aplikasi PLans.
PLans merupakan platform digital asisten kesehatan reproduksi perempuan Indonesia yang berbasis data.
Melalui aplikasi ini, setiap perempuan dapat mengakses informasi, pengetahuan, dan layanan kesehatan reproduksi untuk peningkatan kualitas hidup.
Terdapat pula fitur untuk memantau menstruasi, masa subur, hingga pilihan perencanaan keluarga.
Hadirnya PLans bertujuan untuk memberdayakan perempuan, sehingga mampu mengambil kendali atas perjalanan kesehatan reproduksinya.
Juga, memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan di mana pun mereka berada.
"Lebih dari sekadar aplikasi, PLans adalah gerakan untuk mendukung kesetaraan dan keadilan gender bagi kesehatan reproduksi perempuan. Kami berkomitmen untuk memastikan semua perempuan Indonesia dimampukan untuk mengambil alih kendali dan membuat keputusan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi mereka, serta mendapatkan askes yang merata terhadap layanan kesehatan reproduksi," ungkap Sastya.
Dalam upaya memberikan layanan kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga, PLans saat ini sudah bekerja sama dengan lebih dari 150 klinik dan rumah sakit yang berada di 15 kota di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Ke depannya, PLans berkomitmen untuk terus memberikan manfaat yang lebih luas bagi perempuan Indonesia, dengan secara aktif mengembangkan fitur dan layanan kesehatan.
Aplikasi PLans sudah bisa diunduh di Google Play Store melalui tautan berikut bit.ly/PLansApp. (*)
Baca Juga: Polusi Udara di Jakarta Belum Membaik, Ternyata Berisiko Pada Kesuburan