3. Kondisi medis
- Diabetes mellitus
Sering kencing adalah gejala umum dari diabetes mellitus, terutama jika disertai dengan rasa haus yang berlebihan dan penurunan berat badan.
Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan glukosa melalui urine.
- Diabetes insipidus
Kondisi ini jarang terjadi dan disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon antidiuretik (ADH) yang mengatur keseimbangan cairan tubuh. Akibatnya, ginjal menghasilkan urine dalam jumlah besar dan encer.
- Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi pada saluran kemih dapat menyebabkan sering kencing yang disertai dengan sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil.
4. Overactive Bladder (OAB)
Overactive bladder adalah kondisi yang ditandai dengan keinginan mendesak dan sering untuk buang air kecil.
Ini bisa disebabkan oleh kontraksi otot kandung kemih yang tidak terkendali. Minum air dalam jumlah besar dapat memperburuk gejala OAB.
5. Efek samping obat
Beberapa obat memiliki efek samping diuretik, yang berarti mereka meningkatkan produksi urine. Contoh obat ini termasuk diuretik yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, beberapa obat antidepresan, dan obat-obatan untuk mengobati edema.
6. Kehamilan
Selama kehamilan, tubuh wanita mengalami banyak perubahan hormonal dan fisik.
Salah satu perubahan ini adalah peningkatan produksi urine, terutama pada trimester pertama dan ketiga. Selain itu, rahim yang membesar dapat menekan kandung kemih, menyebabkan sering kencing.
7. Kondisi psikologis
Stres dan kecemasan juga dapat memengaruhi kebiasaan buang air kecil. Beberapa orang mungkin merasa perlu buang air kecil lebih sering saat mereka merasa cemas atau stres.
Ini dikenal sebagai “kencing karena gugup” dan merupakan respon tubuh terhadap peningkatan adrenalin.
Baca Juga: Bahaya Kencing Tikus yang Menyebabkan Leptospirosis dan Berisiko Kematian