GridHEALTH.id - Demam Berdarah Dengue (DBD), atau break-bone fever, adalah infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Penyakit ini lebih sering terjadi di daerah tropis dan subtropis.
Bagi yang terinfeksi dan mengalami gejala, yang paling umum adalah demam tinggi, sakit kepala, nyeri tubuh, mual, dan ruam.
Dalam kasus yang parah, dapat terjadi perdarahan serius dan syok, yang bisa mengancam nyawa.
Penanganan meliputi pemberian cairan dan pereda nyeri, sedangkan kasus yang parah memerlukan perawatan di rumah sakit.
Syok dapat terjadi akibat penanganan DBD yang terlambat dan kurangnya kewaspadaan terhadap tanda-tanda awal syok (Dengue Shock Syndrome).
Tanda-tanda DSS meliputi muntah terus-menerus, nyeri perut hebat, kaki dan tangan pucat, dingin, dan lembab, nadi melemah, lesu, gelisah, perdarahan, jumlah urin menurun.
Statistik Global dan Nasional
Diperkirakan ada lebih dari 100-400 juta kasus dengue setiap tahun di seluruh dunia, dengan 3,8 miliar orang tinggal di negara endemik dengue, sebagian besar di Asia, Afrika, dan Amerika.
Pada tahun 2023, dilaporkan 4,5 juta kasus dan 2300 kematian di wilayah WHO Region of the Americas.
Menurut data Kemenkes, di Indonesia, per 1 Maret 2024, tercatat hampir 16.000 kasus DBD di 213 Kabupaten/Kota dengan 124 kematian. Kasus terbanyak terjadi di Tangerang, Bandung Barat, Kota Kendari, Subang, dan Lebak.
Baca Juga: Mengapa Pasien DBD Butuh Transfusi Darah? Ini Kriteria dan Prosedur Pemberiannya
Vaksinasi dan Pencegahan
Vaksinasi terhadap dengue dapat menjadi strategi untuk mengendalikan penyakit ini, termasuk edukasi masyarakat.
Dari data WHO, disebut ada dua vaksin dengue yang telah mendapatkan lisensi.
Keduanya adalah Dengvaxia® (CYD-TDV) yang dikembangkan oleh Sanofi Pasteur, dan Qdenga® (TAK-003) yang dikembangkan oleh Takeda.
Vaksin Dengvaxia® (CYD-TDV)
CYD-TDV adalah vaksin dengue pertama yang mendapatkan lisensi.
Vaksin ini diberikan dalam tiga dosis dengan interval enam bulan, untuk individu berusia 9-45 tahun atau 9-60 tahun (tergantung pada persetujuan regulasi negara) yang tinggal di negara atau daerah endemik dengue.
Individu harus menjalani skrining untuk infeksi virus dengue sebelumnya sebelum vaksinasi.
Hanya mereka yang positif yang boleh menerima vaksin ini.
Vaksin Qdenga® (TAK-003)
TAK-003 adalah vaksin dengue kedua yang mendapatkan lisensi.
Baca Juga: Mengungkap Fakta Keterkaitan Tingginya Kasus Demam Berdarah dan Nyamuk Wolbachia
Vaksin ini adalah vaksin hidup yang dilemahkan yang mengandung versi lemah dari serotipe virus dengue 1, 2, 3, dan 4 yang dikembangkan oleh Takeda.
Jadwal vaksinasi adalah dua dosis dengan interval tiga bulan.
Vaksin diberikan kepada kelompok usia tertentu dan dalam kondisi tertentu sesuai rekomendasi WHO.
Vaksin TAK-003 tidak boleh diberikan kepada:
- Orang yang sedang hamil atau berencana untuk hamil setidaknya 1 bulan setelah vaksinasi
- Orang yang sedang menyusui
- Orang dengan defisiensi imun kongenital atau didapat, termasuk yang menerima terapi imunosupresif seperti kemoterapi atau dosis tinggi kortikosteroid sistemik
- Orang dengan infeksi HIV simptomatik atau infeksi HIV asimptomatik yang terkait dengan bukti fungsi imun yang terganggu
Baca Juga: Apa Tanda-tanda Demam Berdarah Mulai Sembuh? Perhatikan Kondisi Ini