Jika tubuh terpapar kuman di kemudian hari, sistem kekebalan dapat dengan cepat menghancurkannya sebelum kita jatuh sakit.
Oleh karena itu, vaksin adalah cara yang aman dan efektif untuk memicu respons imun tanpa menyebabkan penyakit.
Sistem kekebalan tubuh dirancang untuk memiliki memori.
Setelah menerima satu atau lebih dosis vaksin, tubuh biasanya tetap terlindungi dari penyakit selama bertahun-tahun, bahkan seumur hidup.
Mitos dan Klarifikasi Detoksifikasi Vaksin COVID-19
Baru-baru ini, narasi tentang detoksifikasi vaksin COVID-19 beredar di media sosial.
Klaim ini menyebutkan berbagai metode untuk mengeluarkan vaksin dari tubuh, termasuk mandi dengan soda kue, garam Epsom, dan boraks, serta cuci darah berulang kali.
Vaksinasi COVID-19 merupakan langkah penting dalam melindungi diri dari virus.
Vaksin bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus. Mitos tentang detoksifikasi vaksin tidak memiliki dasar ilmiah dan dapat menyesatkan.
Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI), Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada istilah medis 'detoksifikasi vaksin COVID-19'.
Vaksin dirancang untuk membentuk kekebalan tubuh atau menghasilkan antibodi, bukan racun yang memerlukan detoksifikasi.
Baca Juga: Kemenkes Gencarkan Imunisasi Polio, Ketahui Pentingnya Vaksin Ini untuk Kesehatan Anak