Find Us On Social Media :

Puluhan Orang Meninggal di Jepang Akibat Bakteri Pemakan Daging, Bagaimana Sebenarnya Penularannya?

Bakteri pemakan daging merebak di Jepang

Kendati begitu, para ahli belum mengetahui bagaimana bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh.

Penularan bakteri pemakan daging

Kementerian Kesehatan Jepang belum mengumumkan secara pasti apa penyebab wabah bakteri pemakan daging merebak di negaranya.

Namun, Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan, lonjakan kasus bakteri pemakan daging disebabkan karena pelonggaran mitigasi virus Covid-19.

Profesor penyakit menular di Tokyo Women’s Medical University, Ken Kukichi menduga, tingginya kasus bakteri pemakan daging di Jepang disebabkan karena melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat Covid-19.

“Kekebalan tubuh bisa ditingkatkan jika terus menerus terpapar bakteri. Namun mekanisme itu tidak ada selama pandemi virus corona.

Jadi, kini semakin banyak orang yang rentan terhadap infeksi, dan itu mungkin menjadi salah satu alasan meningkatnya kasus secara tajam,” kata Kikuchi. 

Puluhan orang meninggal akibat bakteri pemakan daging

Dilansir The Japan Times via laman Kompas TV, Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan adanya 977 kasus STSS per 2 Juni 2024.

Itu merupakan jumlah infeksi terbanyak yang pernah tercatat dalam satu tahun, sudah melampaui rekor tahun lalu, yaitu 941 infeksi.

Dilaporkan 77 orang telah meninggal karena STSS di Jepang antara bulan Januari dan Maret 2024.

STSS adalah infeksi bakteri yang berpotensi mematikan dengan angka kematian yang bisa melebihi 30 persen.

GAS disebut bakteri pemakan daging sebab mampu merusak kulit, lemak dan jaringan yang menutupi otot dalam waktu singkat. (*)

Baca Juga: Posisi Kedua di Dunia, Begini Upaya Penanggulangan TBC di Indonesia

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sedang Merebak di Jepang, Kenali Gejala Awal Bakteri "Pemakan Daging"".