Find Us On Social Media :

Mitos atau Fakta, Makan Makanan Panas Dapat Memicu Terjadinya Kanker?

Makan makanan panas disebut sebagai pemicu kanker

GridHealth.id - Kanker adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti di seluruh dunia.

Banyak faktor yang diduga dapat memicu terjadinya kanker, mulai dari faktor genetik hingga lingkungan dan gaya hidup.

Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah makanan panas dapat memicu terjadinya kanker.

Artikel ini akan membahas mengenai hubungan antara konsumsi makanan panas dan risiko kanker, berdasarkan penelitian ilmiah dan pandangan para ahli.

Apa Itu Makanan Panas?

Makanan panas merujuk pada makanan yang dikonsumsi dalam keadaan sangat panas, baik itu makanan yang baru dimasak atau dipanaskan kembali.

Suhu tinggi makanan ini dapat memengaruhi mulut, tenggorokan, dan saluran pencernaan bagian atas.

Penelitian dan Bukti Ilmiah

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara konsumsi makanan panas dan risiko kanker.

Salah satu penelitian yang sering dikutip adalah studi yang dilakukan di Tiongkok dan Iran, yang menunjukkan bahwa konsumsi teh panas dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker esofagus.

Kanker esofagus adalah jenis kanker yang berkembang di saluran yang menghubungkan mulut ke lambung.

Penelitian ini menunjukkan bahwa suhu tinggi dari makanan atau minuman dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan sel-sel esofagus.

Kerusakan ini dapat menyebabkan peradangan kronis, yang pada akhirnya bisa memicu terjadinya kanker.

Baca Juga: Hari Kanker Ovarium, Kenali Penyebab Kanker Ovarium dan Faktor Risikonya

Selain itu, konsumsi makanan panas secara terus-menerus dapat menyebabkan regenerasi sel yang berulang, meningkatkan kemungkinan mutasi sel yang dapat menyebabkan kanker.

Mekanisme Potensial

Ada beberapa mekanisme potensial yang dapat menjelaskan bagaimana makanan panas bisa memicu kanker:

1. Kerusakan Termal: Suhu tinggi dapat merusak lapisan pelindung sel di esofagus dan saluran pencernaan lainnya, menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko mutasi sel.

2. Paparan Bahan Kimia Karsinogenik: Beberapa makanan yang dimasak pada suhu tinggi, seperti daging yang dipanggang atau digoreng, dapat menghasilkan senyawa karsinogenik seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan amina heterosiklik (HCA).

3. Kebiasaan Makan yang Buruk: Orang yang sering mengonsumsi makanan panas mungkin juga memiliki kebiasaan makan lain yang buruk, seperti makan cepat-cepat atau mengonsumsi makanan yang tidak sehat, yang dapat meningkatkan risiko kanker.

Pandangan Ahli

Para ahli kesehatan umumnya sepakat bahwa meskipun ada bukti yang menunjukkan hubungan antara konsumsi makanan panas dan risiko kanker, hubungan ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

Dr. Farhad Islami, seorang peneliti di American Cancer Society, menyatakan bahwa konsumsi makanan dan minuman panas pada suhu di atas 65°C (149°F) dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.

Namun, penting untuk dicatat bahwa faktor-faktor lain seperti diet keseluruhan, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol juga memainkan peran penting dalam risiko kanker.

Oleh karena itu, mengaitkan kanker secara langsung hanya dengan konsumsi makanan panas mungkin terlalu sederhana.

Kesimpulan

Meskipun beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi makanan panas dan risiko kanker esofagus, bukti ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

Penting bagi kita untuk tidak hanya fokus pada suhu makanan, tetapi juga memperhatikan pola makan keseluruhan dan gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko kanker. Menghindari makanan dan minuman yang sangat panas mungkin menjadi langkah pencegahan yang baik, tetapi tidak boleh menjadi satu-satunya fokus dalam pencegahan kanker.

Baca Juga: Hati-hati, Kepala Terbentur Bisa Berisiko Alami Kanker Otak? Ini Penjelasannya