GridHEALTH.id – Belakangan ini, angka kasus diabetes pada anak dilaporkan mengalami kenaikan.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun mengonfirmasi kasus diabetes anak meningkat 70 persen sejak 2010 hingga 2023.
Sementara itu, berdasarkan survei IDAI, 1 dari 5 anak usia 12-18 tahun urinenya mengandung hematuria atau proteinuria sebagai gejala awal gagal ginjal.
Diabetes pada anak memang tidak boleh dianggap sepele. Pasalnya, diabetes dapat menimbulkan banyak risiko berbahaya untuk anak, tak terkecuali pada tumbuh kembangnya.
Apa saja pengaruhnya? Berikut ini penjelasan selengkapnya.
Pengaruh diabetes pada tumbuh kembang anak
Salah satu dampak yang paling terlihat jika Si Kecil mengalami diabetes adalah berat badannya yang menurun.
“Tentu saja kalau misalkan pada anak-anak yang sakit diabetes mellitus maka ada risiko, misalnya pada pertumbuhannya; berat badan yang menurun.” ujar dr. Lucy Endang Savitri, Sp.A dari Rumah Sakit JIH Solo saat dihubungi GridHEALTH melalui pesan suara.
Selain karena efek diabetes, berat badan yang turun juga bisa terjadi karena pembatasan makanan yang mungkin tidak tepat.
“Kemudian pada pelaksanaannya ada pembatasan makanan, penbatasan kalori. Yang kita khawatirkan, misalkan dalam keluarga pembatasan makanannya tidak sesuai yang disarankan, maka mereka melakukan pembatasan yg berlebih sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak baik.” jelas dr. Lucy.
Lebih lanjut, dr. Lucy juga menyebut diabetes dapat berisiko pada keterlambatan perkembangan anak.
“Untuk perkembangannya diabetes mellitus ini penyakit yang kronik, tentu saja akan menurunkan laju perkembangan, misalnya untuk dia mencapai tahap perkembangannya akan terlambat, atau pembatasan kegiatan oleh keluarga karena khawatir keadaan memburuk.” ungkap dr. Lucy.