Diafragma, otot yang berfungsi sebagai pemisah antara rongga dada dan perut, memainkan peran penting dalam pernapasan.
Setelah kehilangan satu paru-paru, diafragma pada sisi yang tersisa bekerja lebih keras untuk membantu memperluas paru-paru saat bernapas.
Otot-otot dada dan perut juga berkontribusi lebih dalam memperlancar proses pernapasan.
3. Penyesuaian Fisik Tubuh
Orang yang hidup dengan satu paru-paru mungkin harus menghadapi batasan tertentu dalam aktivitas fisik yang intens.
Namun, dengan perawatan dan penyesuaian gaya hidup yang tepat, mereka dapat menjalani kehidupan yang hampir normal.
Berdasarkan studi pulmonologi, orang yang hidup dengan satu paru-paru mungkin mengalami gejala seperti sesak napas setelah aktivitas fisik berat.
Namun, sebagian besar individu dapat beradaptasi dengan melakukan latihan fisik yang sesuai, mengatur pola pernapasan, dan menjaga pola makan yang sehat.
4. Perawatan Medis dan Pemantauan Kesehatan
Seseorang yang hidup dengan satu paru-paru harus rutin memantau kesehatannya untuk mencegah komplikasi.
Pemantauan fungsi paru-paru secara berkala, menggunakan tes spirometri, membantu menilai kapasitas pernapasan dan mendeteksi masalah pada tahap awal.
Selain itu, menjaga gaya hidup sehat, termasuk tidak merokok dan menghindari polusi, sangat penting untuk melindungi paru-paru yang tersisa.
5. Kasus Paus Fransiskus: Inspirasi Kehidupan
Paus Fransiskus adalah contoh nyata bagaimana seseorang dapat berfungsi dengan baik meskipun memiliki keterbatasan fisik.