Find Us On Social Media :

Awas Bisa Meningkatkan Efek Samping, Simak 3 Jenis Vaksin yang Tidak Dapat Digabung Pemberiannya

Jenis vaksin yang tidak bisa digabung pemberiannya

GridHEALTH.id – Vaksin merupakan salah satu upaya paling efektif dalam melindungi tubuh dari berbagai penyakit berbahaya.

Namun, perlu Anda ketahui bahwa tidak semua vaksin bisa diberikan secara bersamaan.

Ya, ada beberapa vaksin yang tidak bisa digabung pemberiannya karena bisa menyebabkan interaksi yang mengurangi efektivitasnya atau meningkatkan risiko efek samping.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui vaksin mana yang perlu diberikan secara terpisah.

Lantas, apa saja jenis vaksin yang tidak dapat digabung pemberiannya?

Berikut ini penjelasan selengkapnya.

Mengapa vaksin tidak bisa digabung?

Vaksin dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar membentuk antibodi terhadap patogen tertentu.

Namun, jika dua vaksin yang memiliki sifat serupa diberikan bersamaan, ada kemungkinan bahwa tubuh tidak dapat memberikan respons imun yang optimal terhadap keduanya.

Selain itu, beberapa vaksin memiliki komponen yang dapat saling berinteraksi dan menimbulkan efek samping yang lebih besar.

Jenis vaksin yang tidak bisa digabung pemberiannya

Melansir dari berbagai sumber, berikut beberapa contoh vaksin yang tidak bisa digabung dalam pemberiannya.

1. Vaksin meningokokus dan vaksin pneumokokus

Vaksin meningokokus dan pneumokokus diberikan untuk melindungi dari infeksi bakteri yang bisa menyebabkan radang selaput otak (meningitis) dan infeksi paru-paru (pneumonia).

Baca Juga: Kementerian Kesehatan akan Berikan Vaksin Mpox, Siapa Sasarannya?

Keduanya bekerja dengan melindungi dari bakteri yang berbeda, amun mereka tidak disarankan untuk diberikan secara bersamaan.

Hal ini karena kombinasi keduanya dapat memengaruhi respons imun tubuh dan menurunkan efektivitas salah satu vaksin.

2. Vaksin rabies dan vaksin kolera

Vaksin rabies digunakan untuk mencegah penyakit rabies, sedangkan vaksin kolera diberikan untuk melindungi dari infeksi bakteri Vibrio cholerae yang menyebabkan diare berat.

Pemberian kedua vaksin ini secara bersamaan tidak dianjurkan karena dapat mengurangi efektivitas vaksin rabies.

Oleh karena itu, sebaiknya ada jeda beberapa hari atau minggu antara pemberian kedua vaksin ini.

3. Vaksin campak, gondongan, dan rubella (MMR) dengan vaksin cacar air (Varicella)

Meskipun ada vaksin gabungan yang mencakup MMR dan varicella (MMRV), pemberian vaksin MMR dan varicella secara terpisah, terutama pada anak-anak, disarankan untuk dilakukan dengan jeda waktu.

Hal ini untuk meminimalkan risiko terjadinya demam tinggi atau kejang yang lebih sering terjadi ketika kedua vaksin ini diberikan bersama dalam satu suntikan.

Mengetahui vaksin mana yang tidak bisa digabung pemberiannya sangat penting untuk memastikan efektivitas vaksin dan mengurangi risiko efek samping.

Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan sebelum memberikan beberapa vaksin pada waktu yang sama.

Pastikan jadwal imunisasi anak Anda sesuai dengan rekomendasi medis untuk melindungi mereka dari penyakit berbahaya secara optimal.

Nah, itu dia beberapa jenis vaksin yang tidak dapat digabung pemberiannya. Semoga bermanfaat! (*)

Baca Juga: Benarkah Vaksin COVID-19 Bisa Akibatkan Penyakit Mpox? Simak Faktanya