1. Kandungan garam yang tinggi: Ikan teri yang sering dijual di pasar atau supermarket biasanya diawetkan dengan cara diasinkan.
Kandungan garam yang tinggi bisa menjadi masalah bagi ibu hamil, terutama bagi mereka yang memiliki masalah tekanan darah tinggi atau preeklamsia.
Konsumsi garam berlebih dapat memicu penumpukan cairan dalam tubuh dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
2. Kemungkinan kontaminasi logam berat: Salah satu kekhawatiran umum terkait konsumsi ikan selama kehamilan adalah risiko kontaminasi logam berat, seperti merkuri.
Namun, ikan teri termasuk dalam kategori ikan kecil yang umumnya aman dari risiko tersebut.
Karena ukurannya yang kecil dan berada di bawah rantai makanan laut, ikan teri cenderung memiliki tingkat merkuri yang sangat rendah dibandingkan ikan besar seperti tuna atau hiu.
3. Alergi ikan: Beberapa orang mungkin memiliki alergi terhadap ikan, termasuk ikan teri. Jika ibu hamil memiliki riwayat alergi terhadap makanan laut, penting untuk berhati-hati dan berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi ikan teri atau jenis ikan lainnya.
Secara umum, mengonsumsi ikan teri aman dan bahkan bermanfaat bagi ibu hamil asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan diperhatikan kandungan garamnya.
Ikan teri merupakan sumber protein, kalsium, dan omega-3 yang sangat baik untuk kesehatan ibu dan perkembangan janin.
Namun, penting bagi ibu hamil untuk memilih ikan teri yang segar atau yang sudah diproses tanpa terlalu banyak garam.
Jika Anda memiliki kekhawatiran khusus terkait kesehatan atau kehamilan, selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran yang tepat. (*)
Baca Juga: Bahayakah Makan Mangga Muda Saat Hamil? Ini Penjelasan Mitosnya