Find Us On Social Media :

Jumlah Kasus TBC di Indonesia Nomor 2 Tertinggi di Dunia, Kemenkes Siapkan Kandidat Vaksin TBC

Vaksin mulai disiapkan untuk penanganan TBC

GridHEALTH.id – Kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia kian mengkhawatirkan.

Pasalnya, menurut data terbaru, Indonesia merupakan negara dengan angka TBC nomor dua tertinggi di dunia.

Karena itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun menargetkan deteksi 1 juta kasus Tuberkulosis (TB) pada 2025.

Penemuan lebih banyak kasus ini dilakukan untuk mengejar target eliminasi TBC pada 2030.

“Target kami tahun depan, kita bisa menemukan sekitar 1 juta kasus. Dari 1.060.000 yang ditemukan, saya ingin 1 jutanya kita diagnosis,” kata Budi Gunadi.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah menyusun 3 inovasi guna mendorong pemerataan akses pengobatan, peningkatan kesadaran masyarakat, serta pemanfaatan teknologi untuk diagnosis lebih cepat dan akurat.

Selain dengan tiga inovasi tersebut, pemerintah Indonesia juga telah mengidentifikasi beberapa produsen vaksin terkemuka di berbagai negara untuk mengembangkan vaksin Tuberkulosis (TBC).

Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah memperkuat program pengendalian TBC di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia.

“Ada 3 kandidat vaksin TBC yang kita dekati, ketiganya berasal dari negara yang berbeda,” kata Menkes Budi Gunadi dalam konferensi pers Pertemuan Tingkat Tinggi Inovasi Tuberkulosis (High Level Meeting TBC Innovation) yang digelar di Bali pada Senin (11/11/2024).

Mengutip dari laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan, kandidat vaksin pertama adalah vaksin TB yang dikembangkan oleh Yayasan Bill & Melinda Gates dan GlaxoSmithKline (GSK) asal Amerika Serikat.

Vaksin ini dikembangkan dengan memanfaatkan protein rekombinan.

Baca Juga: Bolehkah Anak Minum Obat TBC? Jangan Lupakan Efek Sampingnya

Kandidat vaksin kedua dikembangkan melalui kerja sama perusahaan farmasi asal Tiongkok, CanSino, dan perusahaan biofarmasi asal Indonesia, Etana.

Pengembangan vaksin ini menggunakan teknologi viral-vector dan sedang dalam uji klinis fase pertama.

Kandidat vaksin ketiga dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech, dan perusahaan farmasi asal Indonesia, Biofarma.

Pengembangan vaksin ini menggunakan teknologi mRNA.

“Kami juga akan berkontribusi untuk mengikuti proses uji klinis dari ketiga produsen vaksin TB tersebut,” ucap Menkes.

Lebih lanjut, Menkes Budi Gunadi mengatakan, vaksin yang dikembangkan ini akan diperuntukkan bagi anak-anak dan dewasa.

Selain itu, vaksin juga akan diperuntukkan bagi mereka yang belum terinfeksi maupun sudah terinfeksi virus TBC. (*)

Baca Juga: Sinkronisasi Langkah Eliminasi TBC di Indonesia Melalui Dasbor Pelacakan Kebijakan TBC