GridHEALTH.id - Nyeri dada ternyata tidak hanya disebabkan kelainan jantung, tetapi juga dapat disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan yang disebut Gastro Esofagheal Reflux Disease (GERD).
Menurut dr. Ari F. Syam Sp.PD yang dikutip dari Kompas.com, pasien dengan GERD bisa datang karena nyeri dada dan bisa merasakan rasa panas di dada seperti terbakar (heart burn).
Baca Juga : Olahraga Sambil Berhubungan Intim dengan Melakukan 5 Gerakan Ini
Biasanya, nyeri dada ini diikuti juga dengan mulut pahit karena ada asam yang naik (regurgitasi).
Dari hasil survei yang kami lakukan melalui media sosial dengan menggunakan kuesioner GERD (GERD-Q), terungkap bahwa antara 20 sampai 30 persen responden kemungkinan mengalami GERD.
GERD dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
Hal ini terjadi karena asam lambung atau isi lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan awalnya hanya perlukaan.
Luka yang terjadi bisa makin luas dan bisa menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah.
Baca Juga : Jangan Buru-buru Minum Obat, Cara Alami Ini Ampuh Atasi Sakit Kepala Mendadak
Bahkan, GERD dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan yang menyebabkan terjadinya penyakit Barrett’s yang merupakan lesi pra-kanker.
Di luar saluran cerna, asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi (erosi dental), tenggorokan (faringitis kronis), sinus (sinusitis), pita suara (laringitis), saluran pernapasan bawah (asma), bahkan sampai paru-paru (fibrosis paru idiopatik).
Penyakit GERD sebenarnya bisa dideteksi dengan menggunakan kuesioner GERD.
Dari hasil survei yang telah dilakukan, total skor yang didapat dari kuesioner dapat diduga bahwa seseorang tersebut menderita GERD atau tidak yaitu jika nilai kurang dari 8, kemungkinan tidak menderita GERD, jika > atau = 8 kemungkinan menderita GERD.
Baca Juga : Bisa Dicoba, Ini Solusi Perawatan Kulit Sensitif untuk Si Kecil
Kuesioner GERD sendiri terdiri dari enam pertanyaan.
Dua pertanyaan pertama merupakan pertanyaan positif adanya GERD, yaitu panas dada, seperti terbakar (heart burn) dan adanya sesuatu yang balik arah (regurgitasi).
Sementara pertanyaan negatif adalah adanya nyeri ulu hati dan mual.
Dua pertanyaan terakhir dari kuesioner ini adalah gangguan tidur dan obat yang diberikan untuk mengatasi keluhan tersebut.
Poin didasarkan dari frekuensi kejadian dari pertanyaan yang ada setiap harinya dalam 1 minggu.
Baca Juga : Scrub dari Bahan Alami, Jadikan Wajah Halus, Segar dan Bercahaya!
Tata laksana GERD Prinsip utama mengobati pasien GERD adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi.
Tata laksana penyakit GERD berupa tata laksana non-obat atau perubahan gaya hidup dan tata laksana obat-obatan. Tatalaksana non obat yaitu perubahan gaya hidup.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Herlina Noor Setiyawati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar