GridHEALTH.id - Kita semua tentu sudah tahu bahwa persalinan sesar adalah persalinan karena indikasi medis.
Kenapa harus dengan indikasi medis? Salah satu alasannya karena jika ditambang dari faktor risiko danbiaya, jauh di atas persalinan normal.
Operasi sesar atau melahirkan sesar adalah operasi untuk mengeluarkan bayi melalui dinding perut yang dibedah dengan indikasi tertentu.
Baca Juga : Berhasil Melahirkan Normal, Nadia Mulya Gunakan Teknik Hypnobirthing
Misalnya, pada kasus bayi besar, panggul sempit, plasenta previa totalis/plasenta terletak di bawah dan menghalangi jalan lahir, atau adanya gangguan presentasi seperti letak lintang.
Asal tahu saja, sebenarnya proses melahirkan sesar berat sekali.
Buktinya dokter untuk memutuskan persalinan sesar butuh banyak pertimbangan.
Selain itu untuk menjalankan operasi sesar dokter perlu perencanaan alias skenario sistimatis. Karenanya proses pengerjaannya dilakukan secara tim.
Baca Juga : Keliru, Setelah Persalinan Sesar Ibu Tidak Bisa Melahirkan Normal
Lalu bagaimana proses melahirkan secara sesar?
Ternyata rumit dan banyak proseduralnya, seperti berikut ini:
1. Pembersihan rambut sekitar vagina.
2. Pengolesan cairan disinfektan pada perut.
3. Spinal block atau penyuntikan anestesi di tulang belakang.
Baca Juga : Ibu Hamil Bisa Tahu Bayi Dikandungnya Sungsang, Ini Cara Mengatasinya
4. Ibu direbahkan di meja operasi dan perut ditutup surgical tent.
6. Dokter membuat sayatan dengan pisau bedah di perut bagian bawah.
7. Perawat menekan perut ibu sedikit agar kepala bayi tersembul dan ditarik oleh dokter hingga seluruh badannya keluar.
8. Pindah ke ruang pemulihan selama 45-60 menit, kemudian dipindahkan kembali ke kamar perawatan.
Baca Juga : Infeksi Saluran Kemih pada Bayi, Berikut Tanda-tanda dan Cirinya
Bagaimana menurut Moms? Ini baru satu alasan mengapa perempuan yang melahirkan sesar itu wanita hebat.
Alasan lainnya kenapa perempuan yang melahirkan secara sesar itu wanita hebat, tidak lain risiko yang harus dihadapi. Cukup mengerikan, diantaranya;
1. Operasi sesar dapat menyebabkan dinding perut dan rahim yang disayat menjadi iritasi bahkan infeksi.
Infeksi biasanya dapat terjadi di sekitaran sayatan perut, di dalam rahim atau di dekat kandung kemih.
2. Selama proses operasi berlangsung, ada kemungkinan untuk kehilangan darah yang berlebihan, yang kemudian dapat menyebabkan anemia.
Baca Juga : Ternyata Ini Manfaat Sunat Bagi Pria, Rugi yang Belum apalagi Tak Mau
Karenanyalah mengapa banyak wanita yang harus mendapatkan transfusi darah setelah operasi sesar.
3. Dapat mengalami cidera kandung kemih dan usus selama operasi berlangsung.
4. Operasi akan memengaruhi usus, termasuk mengganggu gerakan usus setelah operasi selesai.
Ini kemudian akan menimbulkan ketidaknyamanan, kembung, pembesaran perut karena disfungsi usus.
Baca Juga : Perdarahan Implantasi, Tanda Awal Kehamilan yang Tak Disadari
5. Selama operasi berlangsung, ada kemungkinan terbentuknya jaringan parut di dalam area panggul yang menyebabkan rasa sakit dan penyumbatan.
Ini kemudian dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan selanjutnya.
6. Operasi sesar juga memungkinkan untuk dilakukannya operasi tambahan, meliputi perbaikan kandung kemih atau yang lainnya.
Baca Juga : Perdarahan Implantasi, Tanda Awal Kehamilan yang Tak Disadari
7. Risiko operasi sesar lainnya ditunjukkan oleh penelitian yang menyebutkan, dalam beberapa kasus terdapat reaksi negatif untuk anestesi yang diberikan selama operasi, bahkan dengan obat yang dikonsumsi setelah operasi.
Contohnya adalah; hipotensi, hipotermia, keracunan anestetic, dan reaksi alergi.
Untuk para ayah, demi buah hatinya seorang ibu rela menjalani sederet proses sesar yang panjang dan banyak.
Baca Juga : Bukan Karena Stroke, Robby Tumewu Meninggal Karena Infeksi Paru
Belum lagi dia harus mau menghadapi risikonya yang bisa dialaminya sepanjang hidup.
Bahagiakan mereka ya para ayah.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar