GridHEALTH.id - Baru-baru ini berita heboh datang dari dunia hiburan tanah air, cerita perjuangan penyanyi dangdut, Nita Thalia alami kelumpuhan wajah setelah operasi plastik.
Baca Juga : Curahan Pilu Angelina Jolie Lakukan Operasi Angkat Payudara dan Rahim Untuk Hindari Kanker
Demi tampil cantik dan memukau di hadapan publik, Nita Thalia jalankan operasi plastik senilai 1 miliar hingga dirinya alami kelumpuhan wajah.
Nita Thalia alami kelumpuhan wajah setelah jalani operasi plastik senilai 1 miliar di 2015 lalu.
Nita menjalankan operasi plastik senilai 1 miliar tersebut pada salah satu dokter bedah plastik di Jakarta.
Awalnya, Nita Thalia hanya berpikiran untuk merubah bentuk pipinya agar terlihat tirus, setelah sebelumnya pipi Nita terlihat tembam atau chubby.
Baca Juga : Sehat Bagi Kulit, Ini Manfaat Minyak Almond Untuk Rambut dan Kuku
Namun tak sampai disitu saja, dokter bedah plastik Nita menyarankan untuk melakukan operasi di bagian hidungnya agar terlihat lebih cantik.
Nita pun tak menampik saran dokter tersebut, dan mulai menjalankan prosedur bedah plastik pada hitung dan matanya.
"Sebetulnya sih aku pengennya itu memperbaiki bagian wajah yang menurut aku kurang bagus, kayak hidung, soalnya kan kalau orang itu lihatnya paling pertama hidung sama mata.
Akhirnya setelah lemak di pipi dibuang, hidung dipasang implan tapi natural dan nggak tinggi banget.", ujar Nita Thalia saat wawancara dalam acara Netijen di salah satu stasiun televisi.
Baca Juga : Presiden Jokowi Kepatil, Ternyata Ini Bahaya Bakteri Vibrio Vulnificus dan Cara Mengatasinya
Namun, operasi plastik senilai 1 miliar ini membuat Nita Thalia alami kelumpuhan wajah.
Kelumpuhan wajah atau Bell's palsy (belpasi) adalah kelainan yang melumpuhkan sebagian otot wajah.
Baca Juga : Operasi Pemotongan Lambung, Sedot Lemak Instan yang Dijalani Titi Wati
Penderita belpasi biasanya memiliki ciri satu sisi wajah merasa tertarik, sepeti salah satu mata sedikit terutup dan bibir tertarik ke samping.
Dikutip dari laman Tribunnews Jakarta, 2 tahun lalu, Nita Thalia alami kelumpuhan wajah atau belpasi, Nita mulai menerapkan pola makan sehat.
Sebenarnya, gejala belpasi dapat ditangani melalui 3 treatment ini, diantaranya:
1. Operasi
Dilansir dari Mayo Clinic, pada zaman dahulu, operasi dekompresi digunakan untuk menghilangkan tekanan pada saraf wajah dengan membuka bagian tulang yang dilewati saraf.
Namun saat ini, operasi dekompresi tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan cedera saraf wajah dan gangguan pendengaran permanen.
Baca Juga : Presiden Jokowi Kepatil, Ternyata Ini Bahaya Bakteri Vibrio Vulnificus dan Cara Mengatasinya
Beberapa dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi plastik lagi untuk memperbaiki masalah saraf wajah yang permanen.
2. Terapi fisik
Otot yang lumpuh dapat menyusut dan memendek, menyebabkan kelumpuhan wajah permanen.
Seorang ahli terapi fisik dapat memberikan cara memijat dan melatih otot-otot wajah untuk mencegah hal ini terjadi.
Baca Juga : Hati- Hati Kabar Hoax, Terapi Sel Punca pada Pasien Down Syndrome dan Cerebral Palsy
Sebagai pengobatan alternatifnya, penderita belpasi dapat melakukan akupuntur.
Menempatkan jarum tipis ke titik tertentu di kulit wajah agian tertentu dapat membantu menstimulasi saraf dan otot, dan mungkin memberi sedikit kelegaan.
Selain itu, melakukan senam wajah dapat mengurangi risiko terjadinya belpasi.
3. Konsumsi obat-obatan
Berikan antivirus kepada penderita Bell's palsy.
Antivirus yang ditambahkan ke steroid mungkin bermanfaat bagi beberapa orang dengan Bell's palsy.
Sedangkan kortikosteroid dapat mengurangi pembengkakan saraf wajah.
Kortikosteroid dapat bekerja dengan baik jika dikonsumsi setelah terjadinya gejala belpasi.
Penghilang rasa sakit seperti aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin IB, dan lainnya) atau acetaminophen (Tylenol) dapat membantu meringankan rasa sakit.
Baca Juga : Begini Cara Menghilangkan Fibroma dan Kutil di Kulit Tanpa Operasi
Sebagai langkah pencegahan agar tidak terjadi kelumpuhan wajah seperti Nita Thalia setelah operasi plastik senilai 1 miliar, kita dapat lakukan senam wajah dan tetap memperbaiki pola makan dan pola hidup sehat.
Source | : | Mayo Clinic,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar