GridHEALTH.id – Napas bayi seharusnya hampir sama dengan kita orang dewasa, tidak berbunyi.
Namun pada beberapa bayi ada yang napasnya berbunyi.
Nah, berikut pencerahan mengenai napas bayi yang berbunyi ngrook..ngrok..ngrok.. langsung dari ahlinya, dr. Darmawan BS SpA (K), yang berpraktik di RSIA Hermina Bekasi dan juga bekerja pada Divisi Restirologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.
Baca Juga : Ratu Felisha Kembali Jalani Bayi Tabung, 'Nempel ke Rahim Mama Sayang'
1. Bunyi ngrok...ngrok...itu disebabkan kemampuan membersihkan lendir pada bayi yang belum optimal.
Saluran napas setiap saat akan memproduksi sekret (lendir) yang bermanfaat untuk fungsi pernapasan itu sendiri.
Sekret berfungsi menahan benda asing atau kuman yang masuk ke dalam saluran napas.
Lendir akan dibersihkan oleh sebuah sistem pembersihan di dinding saluran napas yang disebut sistem bersihan mukosilier.
Jumlah sekret yang sedikit secara tak sadar akan tertelan. Bila banyak barulah lendir ini merangsang refleks batuk.
Baca Juga : Menjemur Bayi Jangan Sampai Salah, 9 Hal Ini Harus Diperhatikan
Pada bayi-bayi muda, kemampuan mukosilier ini belum berlangsung optimal sehingga sekretnya tak bisa dibersihkan secara sempurna.
Seiring perjalanan usia anak, maka kemampuan mukosiliernya akan semakin baik sehingga bunyi ngrok-ngrok pada napas bayi akan menghilang dengan sendirinya.
2. Biasanya bayi muda usia 1–2 bulan masih mengalami ini karena sistem bersihan mukosiliernya belum optimal.
Jadi tak perlu khawatir. Lewat dari usia tersebut, jika bunyi napasnya masih ngrok..ngrok, maka harus dilakukan pemeriksaan.
Berarti ada ketidaknormalan yang harus dicari tahu penyebabnya.
3. Kondisi seperti ini sering dinamakan chesty baby, suatu istilah yang longgar untuk menggambarkan seorang bayi yang tampaknya mudah sekali mengalami gejala di saluran napas, atau disebut chestiness.
Baca Juga : Ibu Hamil Bayi Kembar Bisa Melahirkan Normal, Tergantung Posisi Bayi
Gejala pernapasan ini berupa batuk, mengi (napas ngik-ngik), stridor, napas berbunyi (noisy breathing) atau sekadar napas ngrok-ngrok.
Fenomena ini cukup sering dijumpai sehari-hari, sayangnya kita tidak mempunyai padanan kata yang tepat.
Jadi istilah chestiness dapat dipakai untuk menyebut napas ngrok..ngrok hingga keluhan batuk kronik berulang.
4. Merokok pasif merupakan salah satu penyebab tersering terjadinya chestiness.
Karenanya, pajanan asap rokok merupakan satu satu hal yang wajib dihindari oleh bayi.
Pajanan ini bukan hanya terjadi bila si perokok merokok dalam rumah, melainkan juga di teras, garasi, dan kamar mandi karena polusi asap bisa menelusup ke mana pun.
Baca Juga : Tidur Sehat Matikan Lampu, Memang Ada Manfaatnya Bagi Kesehatan?
Jauh dari asap rokok biasanya sudah sangat mengurangi keluhan chestiness, bahkan gejalanya bisa hilang sama sekali.
Waspadai juga asap dapur. langkah baiknya kalau asap dapur segera disaring dengan alat penyedot asap agar tak menimbulkan polusi dan mengganggu kenyamanan bayi.
5. Pada sebagian kecil chesty babies juga ditemukan penyakit dasar yang lebih serius seperti refluks gastroesofagus (aliran balik cairan dari lambung ke esofagus), laringotrakeomalasia (kelemahan saluran tenggorokan/ trakea), gangguan menelan, bronkiektasis, dan lain-lain.
Anak dengan gangguan saraf otot (neuromuskular), misalnya penderita palsi serebral biasanya juga mengalami gejala chestiness.
Anak tersebut mengalami gangguan fungsi otot menelan dan atau otot yang berperan dalam proses batuk.
Biasanya ia juga mengalami gangguan fungsi mukosilier.
Sebagai hasilnya, pasien dengan gangguan neuromuskular menjadi chesty baby dengan gejala makin berat bila ada faktor pendukung, misalnya IRA atau polutan dan alergen.
Nah, cukup puas Bu, semoga tidak bingung lagi. (*)
Source | : | GridHEALTH |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar