GridHEALTH.id - Normalnya sehari bayi buang air kecil alias BAK 3-4 kali.
Tapi jika lebih dari itu tidak masalah. Dalam artian selama tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau bayi menjadi lesu dan rewel, tak perlu terlalu mempermasalahkannya.
Baca Juga : Ternyata Cara Mengenali Tanda Bayi Kedinginan Cukup Pegang Kakinya!
Apalagi sampai khawatir bayi terkena diabetes militus (DM). Pasalnya DM pada anak, apalagi bayi sangat jarang terjadi.
Tapi orangtua perlu perhatian, papar dr Edward Surjono, Sp.A. Staff pengajar Fak. Kedokteran UNIKA ATma JAya, dan staff medis fungsional RS Grha Kedoya, manakala bayi BAK sangat sering, yaitu lebih dari 10 kali/hari.
Sebaiknya segera konusltasikan ke dokter, atau kebalikannya jarang BAK. Misalnya, satu hari hanya sekali padahal biasanya bisa 4 kali. Atau sejak lahir si kecil memang jarang pipis padahal asupan cairannya mencukupi.
Baca Juga : Tak Terima Ditegur Merokok, Siswa Ini Malah Tantang Gurunya Di Depan Siswa Lain
Beberapa penyebab frekuensi BAK jarang adalah:
* Bayi mengalami kekurangan cairan. Kondisi ini terjadi bisa dikarenakan ibu kurang banyak minum (Bayi mendapatkan cairan dari ASI), atau bayi sedang mengalami muntah-muntah atau berkeringat berlebihan.
Mengatasi hal ini, tentu ibu yang menyusui harus banyak minum. Untuk kasus muntah-muntah, sebaiknya bayi segera dibawa ke dokter untuk mencari penyebabnya dan mencegahnya dari dehidrasi.
* Jika hal ini terjadi pada anak pria, perhatikan ujung kulupnya; apakah terlihat kecil atau tidak.
Bila ya, bisa jadi ia mengalami phymosis (ujung kulup kecil) sehingga menyebabkannya jarang BAK.
Mengatasinya, dokter akan menyunat si kecil. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya infeksi pada saluran kencing bayi.
Baca Juga : Orangtua Wajib Kenali 8 Tanda Potensi Membuat Anak Calon Psikopat!
* Pada perempuan, kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi pada organ intimnya, yang juga bisa menyebabkan BAK-nya lebih sering.
Untuk itu supaya ini tidak terjadi, usai BAK lubang kencing dan sekitarnya wajib langsung dibersihkan. Karena sisa air seni inilah yang mengendap di lipatan-lipatan sekitar kelaminnya, menjadi penyebab infeksi.
Juga perhatikan cara cebok. Jangan dari arah belakang ke depan, tapi sebaliknya dari depan kebelakang. Ini dimaksudkan agar kotoran dari anus tidak terbawa ke vagina.
Baca Juga : Kosmetik Anti Aging Solusi Wanita Untuk Awet Muda, Tapi Pilih yang Aman
Baca Juga : Ternyata Cara Mengenali Tanda Bayi Kedinginan Cukup Pegang Kakinya!
Pola BAK
Untuk hal ini, masing-masing bayi berbeda-beda, tergantung seberapa sering bayi makan/minum.
Biasanya, hingga usia 3 bulan bayi akan BAK setiap jam. Hingga usia 12 bulan, pola BAK-nya bertambah menjadi setiap 2-3 jam sekali.
Hal yang musti menjadi perhatian orangtua adalah, jika menemukan hal-hal seperti berikut ini:
- Dalam 24 jam BAK-nya tidak sampai 3 kali
- Warna urine berubah menjadi pucat.
- Terdapat darah pada urine.
Baca Juga : Kelainan Tulang Kaki Anak, Bila Diketahui Sejak Dini Dapat Disembuhkan
- Terlihat ia kesakitan setiap kali BAK.
Jika salah satu saja terjadi pada anak kita, segera bawa ke dokter untuk dicarikan penyebab, dan penanganannya.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar