* Tak Bisa Segera Hamil Kembali
Jarak aman antarkehamilan yang disarankan adalah 2 tahun setelah sesar, meski ini bukan angka mati karena terpulang kembali pada kondisi masing-masing ibu.
Idealnya, sehabis menjalani operasi sesar, tunda kehamilan sampai luka operasi dan jahitannya benar-benar sembuh dan kuat.
Kehamilan selagi jahitan masih "basah" dan belum kuat dikhawatirkan membuatnya lepas dan selanjutnya membahayakan ibu seiring dengan membesarnya perut.
Selain itu, tenggang waktu 2 tahun ini juga dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada organ-organ reproduksi maupun organ lainnya untuk beristirahat.
Pada ibu yang bersalin normal, jarak setahun tidaklah masalah. Namun, tentu saja jarak kehamilan sedekat ini tidak dianjurkan karena tidak terlalu baik bagi psikis anak yang sangat membutuhkan perhatian penuh sampai ia cukup mandiri dan bisa berbagi.
Baca Juga : Tika Bravani Suka Minum Jus Pakcoy, Siapa Sangka Manfaatnya Tak Terduga Untuk Kesehatan!
* Mobilitas Terbatas
Dalam waktu 24 jam, mobilisasi ibu pascapersalinan sesar mesti dilakukan secara lebih lama dan lebih bertahap. Tanpa itu, proses penyembuhan luka bisa mengalami gangguan.
Ibu yang melahirkan normal, setelah 6 jam beristirahat hanya perlu tahapan singkat mobilisasi. Setelah itu, ibu dapat langsung beraktivitas seperti biasa.
* Kemungkinan Sembelit
Sehabis menjalani operasi sesar, biasanya ibu baru bisa buang air besar beberapa hari kemudian.
Pada ibu yang bersalin normal, kondisi sembelit umumnya tidak ditemui.
Baca Juga : Menurunkan Berat Badan Mudah Dengan 9 Trik Diet Ini, Buktikan!
Bagaimana? Apakah bersalin sesar masih dianggap lebih baik daripada secara alami?
Sekali lagi, persalinan sesar hanya lebih baik jika memang terdapat indikasi medis pada ibu dan janin. (*)
Source | : | Tabloid nakita 463 |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar