GridHEALTH.id – Masih menjadi kontroversi di beberapa negara termasuk Indonesia bahwa ibu hamil dengan mata minus ‘konon’ tidak dapat menjalani lahiran normal.
Lantas benarkah hal tersebut dapat terjadi?
Tak sedikit dari kita mendengar bahwa ibu hamil dengan minus tinggi tidak dapat menjalani lahiran normal disebabkan pada saat mengejan ibu hamil dapat mengalami kebutaan karena pecahnya retina.
Baca Juga : Gangguan Mata Rentan Dialami Ibu Hamil, Inilah Penyebab dan Solusinya
Baru-baru ini seorang dokter spesialis mata, dr. Ferdiriva Hamzah, Sp. M menjelaskan lewat unggahan dari video di akun media sosialnya yang menyebutkan, retina merupakan adalah lapisan saraf mata yang fungsinya menerima cahaya yang masuk pada mata dan kemudian diteruskan ke dalam otak.
Baca Juga : Wanita ini Lahirkan Anak Kembar Tujuh Melalui Persalinan Normal
Jika retina mata lepas atau rusak, kemungkinan yang akan terjadi yaitu penglihatan akan buram bahkan lebih parahnya yaitu dapat mengalami kebutaan.
Dr. Ferdiriva Hamzah, Sp. M menyatakan tidak hanya ibu hamil, pria dengan mata minus tinggi juga memiliki risiko kerusakan saraf mata atau ablasio retina.
Penipisan lapisan retina lama-lama dapat menyebabkan retina sobek sehingga cairan vitreus (cairan di bagian tengah bola mata) akan merembes masuk di celah antara retina dan lapisan di belakangnya.
Cairan ini kemudian menumpuk dan menyebabkan seluruh lapisan retina terlepas dari dasarnya.
Risiko ablasio retina pada gangguan rabun jauh parah bisa 15-200 kali lebih tinggi daripada orang dengan penglihatan normal.
Ternyata tidak ada hubungannya antara mata minus yang dialami ibu hamil dengan mengejan yang ‘konon’ dapat menyebabkan lepasnya saraf mata atau retina.
Baca Juga : Sakit Mata Dapat Menular Karena Melihat Mata Penderitanya, Benarkah?
Menurut hasil penelitian dari Department of Obstetrics and Gynecology, University Clinical Hospital Rijeka, Rijeka, Kroasia menyatakan bahwa tidak ada ibu hamil degan mata minus yang mengalami kerusakan saraf mata pada saat menjalankan proses persalinan normal.
Selain itu ada penelitian dari Shaare Zedek Medical Center, Israel, menyatakan bahwa wanita yang sudah pernah mengalami lepasnya saraf mata dan sudah pernah dioperasi, dianjurkan oleh dokter untuk melakukan persalinan normal.
Hasilnya, wanita tersebut tidak mengalami kerusakan atau lepasnya retina mata seperti yang terjadi sebelumnya.
Hal ini juga sejalan dengan pernyatan dari laman American Academy of Opthalmology, yang menyatakan hal yang sama dengan penelitian lainnya bahwa tidak ada hubungan antara ibu hamil dengan mata minus dan kebutaan atau kerusakan saraf mata.
Baca Juga : Deteksi Kelainan Mata Anak Bisa Dilakukan Oleh Orangtua, Ini Caranya
Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan ablasioa retina atau kerusakan saraf mata, seperti preeklamsia, diabetes, tumor, dan cedera kepala akibat benturan.
Jadi tidak benar jika ibu hamil dengan mata minus tinggi tidak dapat melahirkan normal, tapi dr. Ferdiriva menyarankan ibu hamil dengan minus tinggi (lebih dari -3) juga harus melakukan pemeriksaan terhadap mata dan kehamilan.
Source | : | YouTube,Science Direct |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar