Namun kata dr. Mahdian, ada teknologi yang dapat meminimalkan luka sayatan dan risiko pascaoperasi saraf kejepit, yakni Percutaneous Endoscopic Cervical Discectomy (PECD) atau sering disingkat pula menjadi Endoskopi Servical.
Baca Juga : Bukan Cuma Untuk Bergaya, Pakai Kacamata Hitam di Siang Hari Baik Untuk Mata
Bahkan teknik operasi ini sudah dijalankan dr. Mahdian sejak November 2018 di RS Meilia Cibubur. Menurut dia, tak mudah untuk mewujudkan teknik yang sudah dikenal sejak tahun 1990-an di negara lain, tapi baru bisa diterapkan di Indonesia baru-baru ini.
”Masalah mahalnya alat yang harus dibeli dokter atau rumah sakit, menjadi masalah yang harus menjadi perhatian bersama,” imbuhnya.
Dalam teknik PECD untuk mengatasi bahaya saraf kejepit, dr. Mahdian menjelaskan ada dua pendekatan yang dipakai, yaitu anterior (depan) dan posterior (belakang).
Keduanya bertujuan menghilangkan herniasi bantalan sendi tulang belakang yang menyebabkan penekanan pada saraf tulang belakang, dengan bantuan penglihatan langsung melalui kamera endoskopi yang ditampilkan pada layar.
Baca Juga : Pemanis Buatan Ternyata Bisa Menyebabkan Obesitas, Ini Penjelasannya
"Selain sayatan yang minimal, hanya 4 mm, operasi ini juga dapat dilakukan melalui anastesi lokal saja. Waktu operasi pasien juga menjadi lebih singkat, pemulihan cepat, kerusakan jaringan lebih minimal," katanya.(*)
Source | : | suara.com,Kompas Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar