Apakah itu jenis sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, serealia, umbi-umbian, atau sumber pangan hewani. Contohnya, bayam mengandung vitamin lengkap, mineral kalsium, dan zat besi.
Demikian pula dengan daun katuk yang baik dikonsumsi ibu menyusui, dibandingkan jamur kuping umpamanya.
Baca Juga : Romi Septiawan Akui Sedang di Puncak Amarah Ketika Bunuh Istri Pakai Parang, Ini Kiat Menghadapi Kemarahan
Menghitung kecukupan gizi secara akurat memang cukup rumit. Terutama untuk kebutuhan vitamin yang sebetulnya terbilang sangat sedikit.
Kebutuhan ini dapat tercukupi dengan mengonsumsi makanan sumber vitamin. Namun, jika bayi mengalami masa penyesuaian yang cukup lama dari makanan cair ke makanan padat, boleh saja suplemen vitamin diberikan sebagai tambahan.
BAYI KURANG NAFSU MAKAN
Bayi yang sehat umumnya otomatis mempunyai nafsu makan yang baik. Jumlah konsumsi makanannya pun cukup banyak.
Sebaliknya bayi yang kurang sehatkarena enzim pencernaanya bekerja kurang optimalkurang memiliki nafsu makan dan penampilannya tidak selincah bayi sehat.
Nah, suplemen vitamin diperlukan untuk menormalkan fungsi enzim (dan fungsi lainnya pada tubuh) agar berjalan baik dan lancar.
Kalau fungsi enzim sudah normal kembali, otomatis nafsu makan pun membaik. Kecuali jika terjadi infeksi, maka infeksi ini harus disembuhkan terlebih dulu. Contohnya tuberkulosis yang banyak menyerang sejak usia bayi (terutama di Indonesia), menurunkan nafsu makan dan menghambat pertambahan berat badan.
Pada bayi sakit (yang kondisi tubuhnya sedang lemah) diperlukan asupan kalori yang lebih banyak dari biasanya.
Begitu pun dengan asupan vitamin dan mineral. Semua ini berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh melawan penyakit.
Pemberian suplemen vitamin pada saat bayi sakit dapat ditingkatkan dosisnya sesuai anjuran dokter. (*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar