GridHEALTH.id - Gisella Anastasia dan Gading Marten telah resmi bercerai pada 23 Januari 2019 lalu di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Walau sudah satu bulan yang lalu, tampaknya perceraian ini masih meninggalkan tanda tanya di kalangan publik.
Tidak sedikit orang yang penasaran dengan penyebab perceraian Gading dan Gisel.
Baca Juga : DHA Bahaya Bagi Anak Jika Berlebih, Bisa Timbulkan Perdarahan di Kulit
Sebab selama ini, kedua orangtua Gempita Nora Marten tersebut selalu tampak akur dan romantis di depan kamera.
Dalam acara Ngopi Dara yang ditayangkan pada Senin (25/2/2019) kemarin, Gisel pun mengatakan bahwa perceraian ini adalah keputusan terbaik.
Menurutnya hal ini bisa membuat dirinya dan Gading berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Tidak hanya itu, Gisel juga mengungkapkan awal keretakan rumah tangganya dengan Gading yang ternyata datang di masa awal-awal pernikahan.
"Berarti permasalahannya udah mulai di tahun ke berapa?" tanya Nia Ramadhani, yang dilansir dari Grid.ID.
"Tahun ke-3," ungkap Gisel.
Ketika ditanya penyebab keretakan rumah tangganya, Gisel hanya menyebutkan bahwa keduanya sama-sama terlalu sibuk dengan kegiatan masing-masing.
"Mungkin waktu mungkin. Toleransi yang super tinggi banget, terus ngebuat jadi sangat selaw gitu," ungkap Gisel.
Memang menjalani pernikahan tidak selamanya bahagia.
Baca Juga : Diet Sehat Ini Bisa Dilakukan Irwansyah Dalam Upaya Mendapatkan Anak
Tentu saja ada fase di mana kekuatan hubungan pasangan diuji melalui berbagai kejadian.
Umumnya kebanyakan orang berpikir, bahwa masa awal pernikahan adalah yang paling membahagiakan.
Padahal itu tak sepenuhnya benar, lo!
Menurut pakar hubungan dalam banyak survey yang telah dilakukan, ternyata tahun ketiga merupakan tahun paling bahagia dalam kehidupan pernikahan.
Apa alasannya? Berikut penjelasannya yang dikutip dari Tabloid Nakita.
Setelah 3 Tahun
Ada pendapat populer bahwa cinta akan mulai memudar dalam hubungan setelah rentang waktu 3 tahun.
Tapi nyatanya ikatan antar pasangan justru menguat jika telah melewati waktu tiga tahun karena saat itulah suami istri mulai bisa menerima kelemahan satu sama lain.
Selain itu, fase ini merupakan masa dimana pasangan mulai merencanakan kehadiran buah hati dalam keluarga kecil mereka.
Sementara itu, pakar menilai bahwa tahun kelima dan ketujuh merupakan fase tersulit dalam rumah tangga.
Sebagian besar survei menunjukkan, bahwa tahun ke-5 menjadi sangat penting karena pasangan akan mulai memperdebatkan banyak hal.
Jika sudah ada anak, maka pasangan akan banyak berdebat mengenai pola asuh dan siapa yang harus bertanggung jawab utamanya jika telah memiliki lebih dari satu anak.
Karena anak-anak akan membutuhkan banyak hal untuk diperhatikan, maka pasangan akan sedikit berjuang keras utamanya jika keduanya sama-sama bekerja.
Dinilai para pakar, jika pasangan dapat melewati tahun ini dengan sukses maka mereka akan dapat melangkah lebih jauh dengan tantangan yang akan jauh lebih berat.
Setelah 7 Tahun
Tahun ke 7 adalah fase lain yang dapat menyentak kehidupan pernikahan sekali lagi setelah tahun ke-5.
Umumnya, para ahli hubungan mengenalnya sebagai "The Concrete Wall".
Dalam fase ini, pasangan menyadari akan rutinitas kehidupan sehari-hari yang sangat membosankan saat mereka melewati 7 tahun kebersamaan sehingga jika tak disiasati dengan cermat akan banyak menimbulkan pertengkaran.
Baca Juga : Werewolf Syndrome, Kisah Bocah Langka di India yang Tubuhnya Dipenuhi Rambut
Alasannya bisa berupa masalah yang berkaitan dengan krisis keuangan, perawatan anak, pekerjaan rumah tangga atau masalah ego sederhana.
Alasan lain yaitu pasangan cenderung sulit bersabar untuk berbicara dan menyelesaikan masalah sehingga tak jarang perceraian menjadi pilihan.
Selain itu, ego pasangan yang sama-sama tinggi juga dapat meningkatkan perceraian karena jika salah satunya berbicara maka penting untuk pasangan mendengarkan dengan sabar supaya masalah dapat diselesaikan.
Disamping itu, uang juga turut berperan dalam kehidupan pernikahan karena kebanyakan gugatan cerai berasal dari masalah keuangan.
Terlepas dari itu, kebanyakan pasangan memutuskan untuk menyudahi pernikahan karena ketidakmampuan untuk menyingkirkan kebosanan.
Maka itu jika pasangan sukses melewati tahap ini, mereka memiliki tali pernikahan yang sangat kuat dalam menghadapi permasalahan yang ada.
Meski Gisel dan Gading akhirnya memutuskan menyerah pada pernikahan mereka di tahun ke-5, keduanya tetap berhubungan baik demi sang anak yang kini sedang dalam masa perkembangan.
Source | : | Tabloid Nakita,Grid.ID |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar