Jika tubuh tetap tidak terganggu cukup lama (dalam beberapa jam), bagian-bagian tubuh terdekat dengan tanah dapat berubah menjadi warna ungu-kemerahan (menyerupai memar) dari akumulasi darah.
Para pemulas jenazah terkadang menyebut ini sebagai 'postmortem stain'. Dimulai kira-kira pada jam ketiga setelah kematian, perubahan kimia dalam sel-sel tubuh menyebabkan semua otot mulai kaku, dikenal sebagai 'rigor mortis'.
Baca Juga : Ibu Mertua Syahrini Berparas Cantik Awet Muda, Ternyata Ini Rahasia Kecantikan Kuno Ala Jepang!
Saat rigor mortis, otot pertama yang terkena adalah kelopak mata, rahang, dan leher. Selama beberapa jam berikutnya, rigor mortis akan menyebar ke wajah dan turun melalui dada, perut, lengan, dan kaki hingga akhirnya mencapai jari tangan dan kaki.
7 hingga 12 jam kemudian
Kekakuan otot maksimum di seluruh tubuh terjadi setelah sekitar 12 jam karena rigor mortis, meskipun ini akan dipengaruhi oleh usia almarhum, kondisi fisik, jenis kelamin, suhu udara, dan faktor lainnya.
Pada titik ini, anggota tubuh mayat sulit untuk dipindahkan atau dimanipulasi. Lutut dan siku akan sedikit tertekuk, dan jari tangan atau kaki bisa tampak bengkok seperti tak biasanya.
12 jam selanjutnya
Setelah mencapai keadaan rigor mortis maksimum, otot-otot akan mulai mengendur karena perubahan kimia yang berkelanjutan dalam sel dan pembusukan jaringan internal.
Proses yang dikenal sebagai 'flacciditas sekunder' ini terjadi selama satu hingga tiga hari dan dipengaruhi oleh kondisi eksternal seperti suhu.
Source | : | Business Insider,BBC,Very Well Health |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar