GridHEALTH.id - Sebuah kabar baik dan mungkin menjadi pencerahan bagi Ani Yudhoyono yang tengah mengidap kanker darah jenis leukemia sejak awal Februai 2019 lalu untuk mendapatkan donor sumsum tulang belakang.
Seperti yang kerap dikabarkan, istri mantan presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menjalani perawatan internsif di National University Hospital, Singapura.
Baca Juga : Ibu Ani Yudhoyono Dapat Donor Sumsum Tulang Belakang dari Seorang Jenderal, Tapi Berisiko Mengancam Jiwanya
Dikabarkan Ani Yudhoyono mendapat donor sumsum tulang belakang dari sang adik, yaitu Pramono Edhie Wibowo.
Pengambilan donor ini tidak dilakukan secara sembarangan, perlu perhitungan yang tepat untuk menentukan bahwa Pramono Edhi cocok mendonorkan sumsum tulang belakangnya kepada Ani Yudhoyono.
Melansir dari laman National Marrow Donor Program menyebutkan bahwa saudara kandung (saudara laki-laki atau perempuan) memiliki peluang 50% untuk menjadi pendonor transplantasi sumsum tulang belakang.
Baca Juga : Mau Panjang Umur? Mohon Jangan Lakukan Aktivitas Ini di Tempat Tidur
Walau masih dalam tahap persiapan transplantasi, baik pendonor (Pramono Edhie) maupun pasien (Ani Yudhoyono) perlu mempersiapkan diri sebelum menjalani prosedur transplantasi sumsum tulang.
Persiapan bagi pendonor
Karena pendonor sumsum tulang belakang pada Ani Yudhoyono merupakan adik kandungnya, jadi metode transplantasi yang digunakan adalah haploidentik.
Dilansir dari Mayo Clinic, pendonor juga wajib melakukan serangkaian skrining tes kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan saat ini.
Bahkan pendonor juga harus menjalani tes human leukocyte antigen (HLA).
HLA adalah protein yang ditemukan pada sebagian besar sel dalam tubuh.
Baca Juga : Anak Berhasil Lawan Penyakit Kanker Hati, Michael Buble Rilis Lagu Baru, Netizen Baper dan Menangis
Semua ini dilakukan semata-mata hanya untuk melihat kesamaan atau kecocokan anatara pendonor dan pasien penderita leukemia.
Jika ada kecocokan antara pendonor dan pasien, maka pendonor akan menjalani tes tambahan untuk memastikan tidak memiliki penyakit genetik atau infeksi yang dapat ditularkan ke pasien transplantasi sumsum tulang belakang.
Barulah pendonor akan menjalani proses pengambilan sel induk darah.
Persiapan bagi pasien
Persiapan yang dilakukan pasien transplantasi sumsum tulang belakang sebenarnya hampir sama dengan yang dilakukan oleh pendonor.
Pemeriksaan kesehatan juga wajib dilakukan, seperti pemeriksaan jantung, paru-paru, tes darah, hingga pemeriksaan psikologis karena transplantasi sumsum tulang belakang membutuhkan waktu yang cukup panjang dan rumit.
Melakukan tes pencitraan dengan menggunakan CT scan atau MRI.
Baca Juga : Ingin Sehat dan Awet Muda? Gelatin Ceker Ayam Jadi Solusi Murah
Seperti pendonor, pasien transplantasi sumsum tulang belakang juga wajib melakukan tes HLA untuk melihat antigen leukosit.
Setelah itu, biopsi sumsum tulang juga akan dilakukan dilakukan dengan mengambil sampel kecil dari tubuh pasien untuk pemeriksaan lebih lanjut, yang dapat membantu mendiagnosis penyakit yang telah diderita (atau penyakit yang sangat berisiko diderita pasien) dan menentukan rencana pengobatan yang dapat efektif.
Jika seluruh tes pemeriksaan dilakukan dan pasien dinyatakan siap menjalani transplantasi sumsum tulang, dokter akan memasukkan selang tipis panjang ke dalam pembuluh vena besar di dada atau leher pasien (kateter vena sentral).
Baca Juga : Hati-Hati Pil KB Kosong Malah Berikan Efek Plasebo yang Tidak Sehat
Kateter ini akan berada di tubuh pasien selama pasien menjalani perawatan yang digunakan untuk memasukkan sel punca darah, serta obat-obatan dan transfusi darah yang diperlukan.
Source | : | Mayo Clinic,National Marrow Donor Program |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar