GridHEALTH.id – Mie alias mi terbagi dalam dua kelompok. Mi basah dan mi kering, mi instan termasuk kelompok mi kering.
Ditilik dari aspek gizi baik mi basah atau kering sama saja.
Akan tetapi tak banyak yang tahu jika mi basah memiliki kandungan air lebih tinggi, maka umur simpannya jauh lebih rendah.
Baca Juga : Meninggal Setelah Makan Mie Rebus, Benarkah Kandungan MSG di Dalam Mie Dapat Sebabkan Kematian?
Pun, jumlah awal cemaran mikrobanya juga tinggi, karena dalam produksinya produsen industri rumah tangga dan industri kecil sering kurang memerhatikan kebersihan dan sanitasi saat pembuatan mi.
Hal ini membuka kemungkinan masuknya cemaran mikroba penyebab penyakit.
Produk mi basah umumnya berumur 12-16 jam karena distribusi dan penjajaannya dilakukan pada suhu ruang.
Produksi yang higienis dan penyimpanan pada suhu rendah (5 C) akan memperpanjang masa simpan mi basah.
“Sayangnya praktik-praktik tersebut kerap tidak diaplikasikan. Oleh karena itu sering dijumpai penyalahgunaan bahan kimia berbahaya seperti formalin untuk memperpanjang masa simpan,” ungkap Dr. Ir. Ratih Dewanti-Hariyadi, MSc., peneliti dari Fakultas Industri dan Teknologi Pangan, IPB.
Mi kering, termasuk mi instan, umumnya memiliki masa simpan yang lama pada suhu kamar karena rendahnya kadar air.
Baca Juga : Usai Makan Mie Rebus, Wanita di Kalsel Meninggal Dunia di Dalam Kamar
Proses pengeringan maupun penggorengan menyebabkan rendahnya kandungan air sehingga sulit bagi mikroba tumbuh dan berkembang pada jenis mi ini.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar