GridHEALTH.id - Sakit dada, nyeri dada, bagi sebagian orang yang mengalaminya akan berasumsi bahwa hal tersebut adalah serangan jantung.
Padahal tak semuanya sakit dada terkait masalah jantung, bisa jadi sakit ini disebabkan oleh masalah lambung, salah satunya refluks lambung atau GERD.
Baca Juga : Naiknya Asam Lambung, Hati-Hati Terserang GERD Hingga Kanker
Lalu, bagaimana sakit dada ini berhubungan dengan refluks lambung?
Menurut dr. Ari F. Syam Sp.PD yang dikutip dari Kompas.com, pasien dengan GERD bisa datang karena nyeri dada dan bisa merasakan rasa panas di dada seperti terbakar (heart burn).
Menurut WebMB, memang gejala yang kerap kali muncul saat mengalami refluks lambung atau GERD adalah:
Baca Juga : Pincang Saat Persidangan, Ahmad Dhani Kantongi Jus Sirsak Sebagai Obatnya
- Ada sensasi terbakar yang tajam di bawah tulang dada atau tulang rusuk.
- Sesak atau sakit ulu hati pada penderita asam lambung umumnya tidak menyebar ke bahu, leher, atau lengan.
- Nyeri di bawah tulang dada ini biasanya datang setelah makan, ketika berbaring, saat berolahraga, atau saat mengalami kecemasan.
- Jarang disertai dengan keringat dingin.
Baca Juga : Lucinta Luna Mengaku Habiskan Malam Pertama Sampai 10 Ronde, Hubungan Intimnya Sehatkah?
GERD dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
Hal ini terjadi karena asam lambung atau isi lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan awalnya hanya perlukaan.
Luka yang terjadi bisa makin luas dan bisa menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah.
Baca Juga : Dokter Gigi Bisa Deteksi Leukemia Hingga Gangguan Asam Lambung, Pentingnya Kontrol 6 Bulan Sekali
Melansir dari Cleveland Clinic, masalah kerongkongan yang kurang umum yang dapat menyebabkan sakit dan nyeri dada, yaitu:
Masalah otot
Masalah otot juga disebut gangguan motilitas esofagus (kontraksi otot yang berada di aliran kerongkongan yang membawa makanan ke lambung).
Pada orang dengan masalah ini, aktivitas otot abnormal pada kerongkongan mencegah makanan bergerak melalui kerongkongan secara normal.
Baca Juga : Inilah Alasannya Kenapa Ada Obat Diminum Sebelum dan Sesudah Makan
Masalah otot kerongkongan termasuk kontraksi otot yang tidak terkoordinasi (kejang esofagus), kontraksi tekanan tinggi atau tekanan esofagus (nutcracker esophagus), dan kontraksi yang hilang disebabkan oleh kehilangan syaraf (achalasia).
Hipersensitivitas visceral
Hipersensitivitas visceral adalah istilah nyeri di dalam organ dalam pada tingkat yang lebih kuat dari biasanya.
Baca Juga : Jangan Buru-buru Minum Obat, Cara Alami Ini Ampuh Atasi Sakit Kepala Mendadak
Seseorang yang mengalami hipersensitivitas visceral akan memiliki ambang batas yang diturunkan untuk nyeri perut dan ketidaknyamanan sebagai respons terhadap tekanan, stimulasi, atau distensi di dalam perut.
Kondisi ini menyebabkan banyak rasa sakit ketika ada perubahan tekanan yang sangat kecil di kerongkongan atau sejumlah kecil asam lambung muncul ke kerongkongan.
Orang dengan kerongkongan normal tidak akan merasakan apa pun dari perubahan tekanan atau adanya asam.
Baca Juga : Kenali 5 Penyebab Anak Sering Merasakan Mulut Terasa Asam
Alasan mengapa beberapa orang memiliki sensitivitas ekstra (hipersensitif) terhadap tekanan atau asam ini tidak diketahui.(*)
Baca Juga : Makanan Pencegah Serangan Jantung, Penyakit yang Sebabkan Adik Louis Tomlinson Meninggal di Usia 18 Tahun
Source | : | Kompas.com,WebMD,Cleveland Clinic |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar