GridHEALTH.id - Hasil foto ultraviolet yang mengejutkan mengungkap bagaimana sinar matahari pada kenyataannya merusak kulit kita.
Kerusakan ini sayangnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, hanya mampu dilihat menggunakan alat khusus.
Serangkaian gambar hitam putih bernama 'RAW' menunjukkan potret close-up yang tidak pernah kita lihat sebelumnya.
Baca Juga : Diet Pepaya Bagus Untuk Turunkan Berat Badan, Tapi Orang dengan Kondisi Ini Sebaiknya Tak Mengonsumsinya
Sang fotografer, Pierre-Louis (31) mengatakan para model ingin menunjukkan sisi diri mereka yang lebih 'intim' yang bahkan tidak dapat dilihat oleh mereka sendiri.
"Setiap model menawarkan kepada penonton suatu pandangan yang intim tentang keberadaannya sendiri, yang bahkan tidak dapat dirasakannya sendiri," tutur Pierre, melansir Daily Mail.
Baca Juga : Hobi Kunyah Es Batu? Selain Gigi Menjadi Rusak, Juga Mental Terganggu
Menurut Pierre, potret ini seakan ingin menunjukkan bagaimana kondisi kulit yang sebenarnya di balik selfie atau unggahan foto di jejaring sosial.
"Saya terpesona oleh kemungkinan untuk melihat sesuatu dengan melampaui apa yang terlihat. Saya ingin membuat seri potret UV untuk menawarkan cara yang lebih sensitif untuk melihat orang-orang," sambungnya.
"Seri ini menggambarkan karakter manusia yang mentah dan alami, diungkapkan oleh teknik fotografi ultraviolet."
Sinar UV adalah bagian dari spektrum elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 400 dan 10 nanometer. Satu nanometer adalah sepersejuta meter.
Sedangkan mata manusia umumnya dapat mendeteksi 'cahaya tampak' antara panjang gelombang 380 dan 700 nanometer.
Baca Juga : Gegara Minum Es Teh, Pria Ini Didiagnosis Derita Gagal Ginjal Padahal Tak Punya Riwayat Penyakit Ginjal
Ini berarti kerusakan akibat sinar UV tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
Sinar UV adalah penyebab utama kanker kulit, dengan sinar matahari menjadi sumber utama.
Ini terdiri dari tiga jenis sinar, dengan penuaan sel UVA dan B dan merusak DNA mereka, yang mengarah ke tumor. UVC akan menjadi lebih berbahaya, namun, tidak dapat menembus atmosfer bumi.
Oleh karena itu, dermatolog dari Siloam Hospital, Dr Melyawati Hermawan, menegaskan pentingnya penggunaan tabir surya secara rutin untuk meminimalisasi dampak sinar ultraviolet.
"Jangan berani keluar rumah kalau enggak pakai tabir surya. Pasti (kulit) jauh lebih baik daripada tidak pakai sama sekali," kata Melyawati, melansir Kompas.com.
Kandungan Sun Protector Factor (SPF) pada beragam produk tabir surya mampu meindungi kulit setidaknya beberapa waktu dari paparan sinar matahari.
Baca Juga : Ussy Sulistiawaty Pamer Ketiak, Ternyata Bulu Ketiak Menjadi Penolong Tubuh
Melyawati menjelaskan, satu angka SPF mewakili 15 menit perlindungan. Berarti SPF 18, misalnya, memiliki durasi perlindungan sekitar 4,5 jam.
Sehingga, pemakaian harus diulang kembali pada 4,5 jam berikutnya.
Dengan perhitungan tersebut, maka semakin tinggi angka SPF sebenarnya semakin baik.(*)
Baca Juga : Kaki Melepuh Hingga Menjadi Nanah, Dokter Tidak Dapat Mendiagnosis Penyakit Wanita 28 Tahun Ini
Source | : | Kompas.com,Daily Mail |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar