GridHEALTH.id - Bagi pasangan suami istri, pencegahan kehamilan dapat dibantu dengan penggunaan alat kontrasepsi.
Berbagai jenis alat kontrasepsi yang hingga kini masih banyak digunakan pasangan di Indonesia adalah intra uterine device (IUD) atau lebih dikenal dengan KB spiral.
Baca Juga : KB Spiral Ampuh Cegah Kehamilan & Tahan Lama, Tapi Punya Risiko Kesehatan!
IUD atau KB spiral ini digadang-gadang ampuh untuk mencegah kehamilan tanpa memerlukan perawatan yang rumit, bahkan tingkat kegagalannya rendah.
Mekanisme KB spiral ini yaitu ditanam atau diletakkan di leher rahim untuk menghadang sperma yang dapat menembus masuk ke sel telur.
KB spiral ini terdiri dari 2 macam, yaitu KB spiral yang mengandung hormon dan yang terbuat dari tembaga.
Namun walau dinilai efektif mencegah kehamilan, IUD atau KB spiral ini tetep saja ada efek negatifnya pada beberapa orang.
Seorang wanita di kolom komentar Facebook mengaku merasa trauma menggunakan KB spiral, mengapa?
Wanita yang tidak ingin disebutkan namanya ini menceritakan pengalaman pahit menggunakan KB spiral.
Baca Juga : Jika Ubun-Ubun Bayi Tunjukkan 5 Kondisi Berikut, Jangan Anggap Biasa Segera Konsultasikan Kepada Dokter
Ia menceritakan bahwa penggunaan KB spiral ini membuatnya masuk rumah sakit dan terasa hampir mati.
"Darah tak berhenti seperti orang habis melahirkan," tulis wanita tersebut.
Bahkan tidak hanya itu, wanita ini mebambahkan komentar bahwa saat menstruasi, wanita ini malah menemukan gumpalan darah seperti pasca melahirkan bahkan lebih parah.
Hal ini dibenarkan oleh Dr. Djajadilaga SpOG (K), Ketua Kelengkapan Himpunan Konsultan KB & Abortus POGI, mengutip dari Kompas.com.
Baca Juga : Pil KB Bisa Membuat Rahim Kering, Buktinya Darah Haid Menjadi Sedikit, Berikut Penjelasan Dokter Kandungan
Dr. Djajadilaga tidak menampik IUD atau KB spiral lebih rentan menimbulkan risiko pendarahan dibanding kontrasepsi menggunakan pil, suntik, atau implan.
"Perdarahan menurut dunia kedokteran disini adalah kalau haidnya banyak," ujarnya saat Media Briefing bertajuk Kemitraan Swasta dan Pemerintah Dalam Meningkatkan Pilihan Metode KB Jangka Panjang, Selasa, (5/7/2011).
Namun ia menegaskan perdarahan disini tidaklah menakutkan seperti yang dibayangkan oleh kebanyakan orang pada umumnya.
Menurut Djajadilaga, efek samping perdarahan pada IUD hanya 12% dan itu pun dianggap akan menimbulkan masalah medik kalau hemoglobinnya turun sampai 8 gram persen.
"Seumur hidup saya belum pernah menemukan perempuan yang gara-gara memakai IUD, Hb-nya turun sampai 8%. Jadi hanya pada masalah haidnya saja yang lama dan banyak," jelasnya.
Informasi dan penjelasan yang kurang dari dokter kepada pasien, lanjut Djajadilaga, juga menjadi salah satu faktor penyebab mengapa pemasangan IUD seringkali bermasalah.
Baca Juga : Segumpal Daging Jatuh Dari Hidung Akibat Kecanduan Kokain, Bagaimana Bisa?
Djajadilaga menambahkan, apabila saat pemakaian IUD terjadi pendarahan, jangan sekali-kali dokter mengatakan kepada pasien bahwa mereka (pasien) tidak cocok pakai IUD, karena banyak ukuran dan jenis dari IUD.
Bahkan kejadian tentang KB spiral di atas bukan untuk menakuti, tapi ini untuk menjadi pelajaran bagi setiap wanita.
Selain itu, jangan selalu percaya dengan pernyataan orang yang menakut-nakuti tentang masalah kesehatan, cari tahu terlebih dahulu berdasarkan fakta dan data yang akurat.(*)
Source | : | Kompas.com,Facebook |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar