Lima pria melaporkan sedikit dorongan seks, dan dua pria menggambarkan disfungsi ereksi ringan, tetapi aktivitas seksual tidak menurun, katanya.
Selain itu, tidak ada peserta yang berhenti minum obat karena efek samping, dan semua lulus uji keamanan.
Baca Juga : Butuh Produk Kesehatan? Sekarang Bisa Beli Secara Onlie, Mulai dari Obat, Alat Kesehatan, Hingga Asuransi
Efek akibat testosteron rendah sangat minim, menurut Stephanie Page, seorang profesor di University of Washington, karena, "11-beta-MNTDC meniru testosteron melalui seluruh tubuh tetapi tidak cukup terkonsentrasi di testis untuk mendukung produksi sperma."
Level kedua hormon yang dibutuhkan untuk produksi sperma turun dibandingkan dengan plasebo, para peneliti menemukan. "Yang jelas, efek obat itu reversibel setelah menghentikan pengobatan," kata Wang.
Karena obat itu akan memakan waktu setidaknya tiga hingga 60 hari untuk memengaruhi produksi sperma, 28 hari perawatan adalah interval yang terlalu pendek untuk mengamati penekanan sperma yang optimal, lanjut Wang.
Mereka merencanakan penelitian yang lebih lama, dan jika obat ini efektif, ia akan pindah ke studi yang lebih besar dan kemudian menguji pasangan yang aktif secara seksual.
"Kontrasepsi pria hormonal yang aman akan tersedia dalam waktu sekitar 10 tahun," prediksi Wang.
Baca Juga : Masih Makan Daging Ayam Seperti Ini? Waspada 4 Penyakit Kronis Membanyangi!
Kontrasepsi eksperimental, 11-Beta-MNTDC, adalah "senyawa saudara" untuk dimethandrolone undecanoate, atau DMAU, pil KB pria potensial pertama yang menjalani pengujian oleh tim peneliti yang sama.
Bila pil KB pria ini telah diproduksi secara massal, ini dapat menjadi alternatif KB lain bagi pria seperti vasektomi yang selama ini sudah dijalankan.(*)
Source | : | The New York Times |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar