GridHEALTH.id - Penderita diabetes sangat disarankan untuk rajin kontrol ke dokter agar kondisi gula darahnya dapat terpantau.
Baca Juga : Akibat Penderita Diabetes Naik Terus, Gula Bakal Dikenakan Cukai
Setiap bulan, para diabetesi (sebutan untuk penderita diabetes), sebelum melakukan kontrol ulang, dokter akan memerintahkan untuk uji laboratorium pemeriksaan glukosa darah berupa pemeriksaan darah puasa dan 2 jam PP.
Dua jenis pemeriksaan darah ini dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi kesehatan si pasien selalu dalam keadaan aman dan terkendali.
Masing-masing tes gula darah memiliki metode dan kadar normal yang berbeda-beda. Meski begitu, agar hasilnya akurat, diperlukan persiapan tepat yang dilakukan oleh pasien sebelum pengambilan darah di laboratorium.
I. Persiapan
1. Tiga hari sebelum pemeriksaan glukosa darah tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari dan tetap melakukan aktivitas seperti biasa.
2. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan.
Baca Juga : Studi: Minum Air Putih Bisa Jadi Obat, Begini Cara Mengonsumsinya
3. Minum air putih selalu dianjurkan, sedangkan minuman lain seperti teh dan kopi, meskipun tanpa gula tetap tidak dibolehkan.
4. Bagi perokok, hentikan merokok setidaknya 8 jam sebelum pemeriksaan (bersamaan waktu puasa) karena akan memengaruhi hasil pemeriksaan.
5. Dimohon untuk tidak melakukan olahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berat sejak 8 jam sebelum pemeriksaan (bersamaan waktu puasa).
6. Bila akan melakukan pemeriksaan glukosa darah, jangan berpuasa lebih dari 14 jam karena akan memberikan hasil yang tidak akurat.
Baca Juga : Cegah Ketergantungan Pada Obat Tidur, Bahayanya Sama Dengan Merokok
7. Bagi diabetesi yang mendapat obat atau suntik insulin tetap dilakukan sesuai petunjuk dokter. Namun demikian jangan lupa menginformasikan pada petugas laboratorium obat apa saja yang dikonsumsi dan waktu konsumsinya menurut resep dokter.
II. Pengambilan sampel
1. Tes gula darah puasa
Pemeriksaan ini mewajibkan untuk puasa sebelumnya (lihat persiapan di bagian I). Biasanya, puasa yang dianjurkan memakan waktu kurang lebih 8 jam.
Karena pemeriksaan glukosa darah puasa dilakukan di pagi hari, maka pasien diminta untuk tidak makan dan minum di tengah malam.
Sejauh ini, pemeriksaan gula darah puasa dianggap sebagai pemeriksaan yang cukup diandalkan untuk mendiagnosis penyakit diabetes.
Kadar gula darah yang dianggap normal pada pemeriksaan ini yaitu:
- Normal: di bawah 100 mg/dl
- Prediabetes: 100-125 mg/dl
- Diabetes: 126 mg/dl atau lebih
Baca Juga : Kurangi Konsumsi Daging Steak Karena Bisa Sebabkan Alzheimer
2. Tes gula darah 2 jam postprandial (PP)
Tes gula darah 2 jam postpandrial adalah kelanjutan dari pemeriksaan glukosa darah puasa. Jadi, kalau kita sudah diambil sampel darahnya setelah puasa 8 jam penuh, kita akan diminta untuk makan seperti biasa. Kemudian selang 2 jam setelah makan, kadar gula darah akan dicek kembali.
Sebenarnya wajar jika kadar gula darah melonjak setelah waktu makan. Hal ini terjadi baik pada orang sehat maupun penderita diabetes.
Baca Juga : Hari Kesehatan Sedunia, Momentum Untuk Menjalani Gaya Hidup Sehat
Namun, pada orang yang sehat, kadar gula darah akan kembali normal setelah 2 jam ia makan. Ini disebabkan karena hormon insulin mereka bekerja dengan baik untuk menurunkan kadar gula darah.
Kondisi ini yang tak terjadi pada penderita diabetes, hormon insulin mereka sudah tidak bisa bekerja dengan normal. Maka dari itu gula darah mereka akan tetap tinggi meski 2 jam setelah makan.
Berikut adalah kadar normal dari pemeriksaan gula darah 2 jam postprandial.
- Normal: kurang dari 140 mg/dl
- Prediabetes: 140-199 mg/dl
- Diabetes: 200 mg/dl atau lebih
Baca Juga : Ini Dia, 6 Cara Atasi Nyeri Lutut Dengan Mudah dan Murah
Demikian 2 jenis pemeriksaan glukosa darah penderita diabetes yang dilakukan di laboratorium.
Jika seseorang menderita diabetes dan sudah diberikan obat pengontrol gula darah, maka kadar gula darahjuga diharapkan terus di angka normal.
Bila terus di angka normal, bisa dibilang penyakit diabetesnya terkendali dan berisiko rendah untuk mengalami komplikasi. (*)
Source | : | Majalah Smart Living - Prodia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar